Gaza
Sudah terjawab kabarmu, kini
Dari rintih tangis negerimu yang menjerit
Menjerit memecah telinga dunia
Menyisir setiap hati yang tertutup
Lewat tangismu, kau beri isyarat duka
Kemudian Dia selipkan ketegaran yang istimewa
Dia tiupkan ketabahan yang terangkai di palung daun warumu
Gaza
Kau kehilangan Ummimu
Kau dipisahkan oleh Abimu
Hingga kau tersungkur kaku menunggu ia kembali
Kembali dipelukmu, hangat
Kau dibiarkan terbelenggu oleh rasa rindu
Selalu menanti saudara-saudarimu kembali
Duduk penuh sepi sekeliling
Merintih mendekap mushafmu
Kau berlari jauh mengejar
Dan di bawah temaram kau peluk bayangnya
Sungguh, kau di ujung rasa nanar nan perih
Bagaimana bisa kau diharuskan memaksa diri untuk menerima?
Sementara ada jalan
Ada jalan tuk pergi dari Palestina
Gaza
Kaulah yang terbangun, di antara kawanmu yang terlelap
Kaulah yang sanggup memahami pagi dan malam
Kau kenal mentari dan senjanya yang menyimpan lukamu
Dan riangmu dalam tirai sinarnya
Gaza
Balutan syahidmu tak pernah usang
Masih kau genggam erat bersama kerikil-kerikil pahlawan
Masih kau simpan asa yang terpenjara di setiap nadimu
Dan terus kau abaikan mendung yang bersembunyi di balik rudal dengan dentumannya
Oh, Gaza
Untukmu, kubingkai rapi segala harapan
Kubungkus doa dalam setiap sujudku
Kuselipkan namamu dalam tengadah jemariku
Yakinlah,
Rasa rindu kepada Ummi Abi
Kepada para syahid seperjuangan
Kepada mereka yang telah mengorbankan darah untuk Sang Cinta
Kepada Al-Aqsha
Kepada Sang Pencipta
Akan berbalas
Berhentilah bersedih
Jangan kau buat cemas hatimu
Jangan pula kau tiru kegalauan para pujangga
Karena,
Waktu akan membalas
Cintamu yang berkelas
-Bantul, 2 Juli 2014-
Sudah terjawab kabarmu, kini
Dari rintih tangis negerimu yang menjerit
Menjerit memecah telinga dunia
Menyisir setiap hati yang tertutup
Lewat tangismu, kau beri isyarat duka
Kemudian Dia selipkan ketegaran yang istimewa
Dia tiupkan ketabahan yang terangkai di palung daun warumu
Gaza
Kau kehilangan Ummimu
Kau dipisahkan oleh Abimu
Hingga kau tersungkur kaku menunggu ia kembali
Kembali dipelukmu, hangat
Kau dibiarkan terbelenggu oleh rasa rindu
Selalu menanti saudara-saudarimu kembali
Duduk penuh sepi sekeliling
Merintih mendekap mushafmu
Kau berlari jauh mengejar
Dan di bawah temaram kau peluk bayangnya
Sungguh, kau di ujung rasa nanar nan perih
Bagaimana bisa kau diharuskan memaksa diri untuk menerima?
Sementara ada jalan
Ada jalan tuk pergi dari Palestina
Gaza
Kaulah yang terbangun, di antara kawanmu yang terlelap
Kaulah yang sanggup memahami pagi dan malam
Kau kenal mentari dan senjanya yang menyimpan lukamu
Dan riangmu dalam tirai sinarnya
Gaza
Balutan syahidmu tak pernah usang
Masih kau genggam erat bersama kerikil-kerikil pahlawan
Masih kau simpan asa yang terpenjara di setiap nadimu
Dan terus kau abaikan mendung yang bersembunyi di balik rudal dengan dentumannya
Oh, Gaza
Untukmu, kubingkai rapi segala harapan
Kubungkus doa dalam setiap sujudku
Kuselipkan namamu dalam tengadah jemariku
Yakinlah,
Rasa rindu kepada Ummi Abi
Kepada para syahid seperjuangan
Kepada mereka yang telah mengorbankan darah untuk Sang Cinta
Kepada Al-Aqsha
Kepada Sang Pencipta
Akan berbalas
Berhentilah bersedih
Jangan kau buat cemas hatimu
Jangan pula kau tiru kegalauan para pujangga
Karena,
Waktu akan membalas
Cintamu yang berkelas
-Bantul, 2 Juli 2014-
Komentar
Posting Komentar