Langsung ke konten utama

Rindu

Lingkaran ini, tak banyak kuhadiri
Lingkaran ini, sering tak kujumpai
Lingkaran ini, kerap kali tak kusapa karena lelah
Mungkin jika dia menungguku, aku tak sadar
Tapi dia tidak marah
Tidak ada api di dalamnya, kecuali api semangat yang membara untuk menjadi hamba yang baik!
Lingkaran ini selalu terbuka
Pertemuan yang dapat dihitung,
Berapa kali motorku terparkir di depan rumah murabbiku
Ya, lebih sedikit jumlahnya dari teman lain
Tapi tak lantas membuat kita jauh, justru semakin dekat
Lingkaran ini memang selalu terbuka

Nama lingkaran ini adalah Arsylia
Salah satu nama grup yang mejeng di barisan atas whatsapku
Rasanya aku ingin bersamanya sejak dulu
Sejak SD mungkin, atau SMP

Hmmm
Saat gundah gulana, aku sharing di grup itu
Saat bahagia, aku sharing di grup itu
Bahkan perihal meminta kepastian, aku sharingkan di sana
Hal yang jarang kulakukan di grup lain,
Hal yang jarang kulakukan dengan orang lain
Hal yang tak perlu banyak pertimbangan dalam melakukannya

Terimakasih kepada murabbiku
yang mungkin telah menjadi tangan Allah Ta'ala untuk menjaga anak-anak di lingkarannya
aku mengerti dan memahami dirimu hanya manusia biasa
sewaktu-waktu dirimu pasti berbuat khilaf
aku berusaha paham itu agar sewaktu-waktu pula aku tidak lantas tidur dalam kekecewaan lantaran khilafmu

Terimakasih kepada murabbiku
yang mengagendakan agenda kebaikan untuk kami di sela tangisan anak pertamamu
yang selalu menyempatkan waktu untuk menjawab segala pertanyaan kami, saat sedang sakit sekalipun
tak pernah berkeluh dan meminta pengertian dari kami
yang tegas menasihati apabila kami tak lurus

Aku masih ingat, saat itu aku benar-benar takut terbunuh oleh kekonyolanku sendiri
Maka aku bercerita itu kepada semua
Aku kerap berkeluh mengenai ekspektasi seseorang mengenai jilbaber, baik yang sudah lebar maupun yang belum
Kata mereka, "Mending biasa-biasa aja tapi baik akhlaknya, daripada berjilbab tapi kurang baik akhlaknya."
Kata kita adalah
"Jilbaber itu bukan malaikat. Berproses."
Jangan berhenti untuk berusaha taat.

Terimakasih, atas ketulusannya menjaga kami


Rasanya aku menginginkan lingkaran ini sejak dulu
Saat jarak masih dekat
Dan waktu tak kenal jarang

Inginnya ada terus sehari-harinya

Sebenarnya aku terbata menulis ini
Karena lupa menaruh kotak kata yang menyimpan parafrase hati yang pas dengan yang saat ini kurasakan

Murabbiku, aku rindu ingin melingkar :')
Tunggu aku.

Bogor, 27 Juli 2016.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?