Mungkin kita sedang berjarak. Jauh sekali. Dampaknya, temaram acuh padaku. Lalu lalang sepeda motor dan jalanan kota enggan tuk dinikmati, enggan tuk dipahami. Padahal sudah kusuguhkan waktuku. Berkumpul membuat gulana terasa menyiram Betapa tidak, jika setiap temu selalu mencipta tanda seru Tak bisakah kita pahami satu persatu bagaimana dirimu dan diriku. Ah, mungkin karena aku dan Dia sedang berjarak. Seminggu yang lalu hingga sekarang. Aku berasa seperti magnet. Semua hal mendekat, kemudian menumpuk seperti gunung. Bergemuruh di bagian bawah kepalaku. Jikalau boleh berkata jika. Sayangnya kumemilihnya tidak. Membiarkan satu per satu kutuntaskan. Aku paham semua aktivitas yang lain sangat berharga, sangat penting dan sayang untuk ditinggalkan. Penelitianmu, organisasimu, dan semacamnya. Itu yang membuatku tidak memberatkanmu. Aku terlihat free, bukan? Hingga suwaktu waktu aku merasakan hal yang lebih parah dari itu. Aku tidak merasa berjalan saat aku berjalan. Yang ad...
Buang lelahmu, simpan senyummu, mari bersajak,kristalkan ia dalam raga, jangan biarkan mengabu.