Duhai, Rasa Cinta: Bersabarlah
“Bay,
kamu ga ke kantin dulu?” Sapaku kepada Bayu.
Bayu
adalah teman kecilku. Kulitnya sawo matang, rambutnya lurus, perawakannya
sedang tidak tinggi tidak pendek. Sama sepertiku, bedanya hanyalah pada
perawakan dan nama kami saja. Tingginya sedang sementara diriku pendek. Aku
Esa, sedangkan dia Bayu. Rumah kami juga berdekatan. Selain itu kami sama-sama
anak ke lima dari enam bersaudara. Sejak kecil kedua orang tua kami bersahabat.
Dunia persahabatan mereka meregenerasi pada kami.
Belakangan
ini sikap Bayu tidak seperti biasanya. Ia menghindar jauh dariku. Bagaimana aku
tidak merasa kehilangan?
***
Desa
Kemuning dibungkus oleh perkebunan teh yang terbentang luas di kanan kiri
jalan. Daun teh di setiap tangkai tanamannya menuang kehangatan dalam dingin.
Embun timbul di atasnya dan merekamku yang sedang berjalan mendekat. Akulah
yang konon bilang kepada Ibu, “Aku mencintai pagi.” Hal yang membuatku tak segan melipat selimut
di pagi buta, dan membantu ibu menyiapkan pacitan
untuk para petani.
..........................
Tunggu kelanjutannya ya :D
Komentar
Posting Komentar