"Hffff..."
Pagi datang lagi. Emang kenapa kalau pagi datang lagi? Yups, beberapa bulan ini aku sedang ingin bersembunyi dari pagi dan ingin bertahan bersama malam. Meskipun pagi tidak akan mencariku, namun bersembunyi cukup menenangkan, meski pada akhirnya aku akan tetap melihatnya dengan pikiran yang teramat berat. Alarmku bukan lagi bersumber dari dering hanphone, tapi dari berbagai pertanyaan tentang beberapa job yang sedang diemban. Beraaaat. Iya, berat sekali. Kadang membuat sesuatu yang hadirnya bermaksud membahagiakan menjadi bertolak belakang. Kehilangan selera kebahagiaan. Kebahagiaan yang biasanya sederhana, menjadi seolah bersyarat.
Pagi datang lagi. Huwaaaa~ siapkah?
Ah lebay sih. Emang apa keistimewaan malam yang membuatmu ingin bertahan? Banyak harta karun di sana. Karena malam sepi, karena malam punya temaram, yang menerima kesendirianmu, yang tidak protes pabila kudiam sedari tadi, dan tidak pernah menyuruhku mengerjakan yang lain.
Pagi datang lagi.
Baiklah, karena hari ini adalah musabab dari segala bentuk pilihan di hari kemarin, aku akan memampukan untuk setidaknya bertanggungjawab membuka mata, hati, pikiran serta melangkah membukakan pintu untuknya. Aku telah memilih bagian dari dirimu untuk menjadi bagian dari diriku, dan aku akan bertanggungjawab dengan pilihan itu. Yaps, menuntaskan segala yang harus kutuntaskan. Mencabut hukuman semua orang yang telah menunggu.
Pada akhirnya, beberapa hikmahnya adalah aku menemukan jawaban atas pertanyaanku sendiri perihal porsi kegiatan dan mungkin pekerjaan yang harus kutata kelak, untuk 'keluarga'. Setidaknya aku mengerti bahwa beban kerja yang sedang dirasa, sedikit berpengaruh pada sebuah relasi. Mana mungkin aku membiarkannya hadir di 'rumah' nanti? :)
Komentar
Posting Komentar