Langsung ke konten utama

Salah Satu Kekonyolan Zaman SMA

Hari itu, aku lupa. Pelajarannya pun tak ingat. Lebih jelasnya, saat itu Bu Marzukoh marah kepada kami sekelas, dan tidak mau mengajar kelas kami hari itu. Kemudian, aku dan seorang teman bernama Mutiara Ayu, berinisiatif  untuk mendatangi beliau ke kantor. Kami mewakili siswa kelas XI IPA 4 minta maaf kepada beliau karena ramai dan ngobrol sendiri-sendiri saat beliau mengajar di depan kelas. Alhamdulillah, setelah mendapat nasehat panjang, beliau mau untuk mengajar kembali. Saat itu masih jam ngajarnya beliau. Kami pikir saat itu beliau akan masuk kembali minggu depan, sehingga berpikiran bahwa kelas kosong. Kami berdua ke perpustakaan sampai jam mata pelajaran yang kami kira kosong ini habis. 

Setelah bersantai-santai di perpustakaan, kami kembali ke kelas. Ada salah satu teman kami menyampaikan, "Ge, kowe karo Ayuk mau digolekki Bu Marzukoh, kon menghadap beliau ke kantor guru." (read: "Ge, kamu dan Ayuk dicari Bu Marzukoh, disuruh menghadap beliau ke kantor guru.") jleb! Astagfirullah. 
"Lah, emang ada apa?" 
Pada intinya, beberapa menit setelah kami membujuk beliau, ternyata beliau masuk kelas. Disitulah aku sudah bisa memperkirakan apa yang nantinya beliau sampaikan kepadaku dan Ayuk --") tentulah, beliau akan menasehati lagi dan menanyakan maksud kami yang minta beliau mengajar tapi kita malah tidak adda di kelas ketika beliau sudah kembali mengajar di kelas. NICE!

Takut-takut, aku dan Ayuk pergi ke kantor guru tepat saat jam istirahat. 
"Kalian tadi ke mana?" tanya beliau saat kami sudah ada dihadapannya. 
"Ke perpustakaan, Bu. Kami pikir tadi kosong." jawabku yang terlalu jujur dan polos. Hahaha.
"Kalian itu gimana, wong minta saya ngajar kok malah ke perpus. Gag baik seperti itu!" jawabnya.
"Maafkan kami, Bu. Kami tidak akan mengulangi lagi." 
Kemudian dilanjut dengan nasehat yang teramat panjang. 

Cerita yang bikin ketawa sendiri saat mengingatnya.




Komentar

  1. astaga geee :D ahahhaah aku masih inget banget ni. terus kita disuruh bikin surat dari BP ahahaha

    BalasHapus
  2. hahaha..kemutan sik biyen biyen..
    kae kan mergo kita ngerjain tugas mapel lain kayak e.. wkwkwkwk mendua memang tak baik

    BalasHapus
  3. Ayuk: Oiyaaaa~ aku lupa momen pas itu😆

    Anes: Hu.um.. Le ngerjakke tugas dho brisik..kan dadi ketawan.wkwk. Mendua tak baik, berdua lebih baik. #apasih

    Kalian sehat semua kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sehat ge alhamdulillah :3 aku kangen kamuu :')

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?