Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Bahagia (itu) Memaknai

Pagi ini Kurasa tak ada setetes embun yang kan menyejukkan Kuyakin tak ada setetes embun yang menyegarkan Dan kulihat tak ada setetes embun bening mengalir Pagi ini Tak sempat lagi kumemikirkan hal yang kusukai Semuanya tampak memaksa diri untuk bergerak bergerak dan bergerak Tapi aku yakin, ini hal terbaik yang dibekalkan untuk diriku di masa depan Aku yakin ini yang terbaik Jadi, dari pada menanti kesejukan setetes embun, Menunggu kesegarannya, beningnya Ku lebih memilih menggantikannya Menjelma tentangnya Tentang rasanya, pikirnya dan pola alirannya Walau hanya untuk sementara -Kos Kepatihan Putri-

Mbak Jauh

  Mbak Jauh Entah, panggilan ini sangat berkesan bagiku Waktu itu di teater arena Ada seorang lelaki supel mengajakku salaman Lantas kubalas dengan salamanseperti di gambar degan jarak yang lumayan jauh, 1,5 meter "Iya, iya, paham." balas orang itu Alhamdulillah, tidak menyakiti hatinya Seharusnya memang tidak, karena jika dia mampu menangkap, itu caraku menghargainya sebagai laki-laki Mbak Jauh Entah, panggilan itu membuatku merasa dihargai Suatu hari aku bertemu dengan lelaki supel itu lagi "Eh, Mbak Jauh.." katanya sambil menguncupkan tangan seperti aku biasa bersalaman Aku pun membalasnya dengan menguncupkan tangan kepadanya tanpa bersentuhan Lalu, ada teman yang nyeletuk, "Hah? Mbak Jauh?" "Iya, karena dia kalau salaman kaya begini!" jawabnya sambil mempraktikan. Mbak Jauh Terimakasih sudah memahami caraku Terimakasih untuk tidak sakit hati, atau merasa tidak dihargai Laki-laki itu adalah perokok, Dia suka minum a...

[Cinta Positif Part 3] Mencintai Kehilangan - Anandito Dwis

Aku Ingin MencintaiMu EdCoustic ~lirik~

Jauh

HIMAPSI HIMAPSI HIMAPSI Selamat berlayar melanjutkan perjalananmu di kapal yang baru Aku sayang Sayang Sayang Entah harus berapa kali nyebutnya Aku cinta Cinta Cinta Entah harus bagaimana ku membuktikannya Tapi entah Ada rasa kecewa yang amat sangat di dalam dadaku Ada rasa sakit sesakit-sakitnya di dalam hatiku Dan itu cukup aku yang tau Cukup aku yang menanggung

Surat Cintaku

Hai, HIMAPSI Lama tak menyempatkan waktu untukmu Saat ini aku sedang ada di ruanganmu, sendirian Benar-benar sendirian Di luar sana ada banyak pengurus dan anggotamu Namun mereka lebih memilih lobi, kelas dan lantai merah sebagai perhentiannya Mungkin lebih nyaman Aku juga selalu begitu, jangan sedih ya, himapsi Beberapa bulan belakangan ini ruanganmu berantakan sekali Tata ruangmu yang awalnya rapi lambat laun pudar Buku di mana-mana Makanan di mana-mana Gelas-gelas bekas hampir ada di setiap sudut ruanganmu Sirkulasi udara di dalam juga semakin pengap Mungkin karena di periode ini pintumu lebih sering ditutup Himapsi, Aku sedang berada tepat di depan kaca Kaca yang dari dulu ketika awal mengenalmu sudah melekat di dinding timur warna biru itu Aku menangis, himapsiku Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa membersamaimu lagi Aku pandang sugar box yang memang telah berubah desainnya Aku pandangi lamat-lamat Ada namaku di sana HIMAPSI, Aku mencoba untuk m...

Bilang Pada Dirimu

  Bilang pada dirimu sendiri,  Bahwa bergantung amatlah susah Mandiri tak kan gelisah Jadi,bilang pada dirimu sendiri, "Dia bukan teddy bear di kamarmu yang dengan bebas kamu peluk" "Dia bukan teddy bear di kosanmu yang selalu tenang mendengar ceritamu" Oke? Dia bukan teddy milikmu Dia bukan teddy yang diserahkan oleh sahabatmu Dia bukan teddy yang SUDAH diserahkan padamu Dia bukan teddy yang kini tlah menjadi hakmu Dia bukan milikmu sekarang ini Mungkin bukan selalu milikmu suatu saat nanti Yang terjelas dia adalah milik Allah Dan Allah belum menyerahkannya padamu So plis bangeeeeeeet~ Bilang pada dirimu, Kalau dia dan kamu adalah sama-sama milikNya Kau tak punya wewenang penuh atas hatimu Apalagi hatinya So plis banget,  Duduk Dan lakukanlah remidial Ya, anggap saja nilai ujian kamu itu NOL BESAAAR! Dan kamu harus remidi, sekarang juga!

Kamu Berhak Memilih Bahagia Saat Jatuh

  Biarkan angin yang menjelma menjadi embun tau, betapa tegarnya daun yang jatuh Betapapun sakitnya ia masih mampu menghidupi akarnya  Tak tau apakah itu pupuk atau kasih sayangnya yang membekas dalam dahannya Yang terjelas adalah ia pandai memaknai kata Jatuh Sakit hanyalah kata yang mewakilkan nuansanya, Bukan kata yang menggantikan sajak Bahagia I love you so bad, and i'm so happy di mana pun perasaanmu itu sekarang dan dengan siapapun perasaanmu sekarang aku adalah pembelajar sekaligus pejuang kehidupan Tak wajar apabila cinta membuatku sakit      
ADA KALANYA BERPRASANGKA TERHADAP ORANG LAIN MEMBUAT RUGI! Rugi waktu Rugi Pikir Rugi, karena mengotori jiwa Rugi, karena menjauhkan persaudaraan. Just this, "Dia belum tentu lebih buruk dari kamu!" Bisa jadi ketika kamu berprasangka dengan seseorang, seseorang itu malah justru sedang membicarakan kebaikanmu. Hiyyaaaa... Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita semua untuk tidak mudah berprasangka buruk terhadap orang lain.

Hiduplah sebagaimana Pikiran dan Perasaanmu Hidup: Tuhan Maha Baik, kawan!

Selamat malam. Apa kau sedang sedih? Kauharustaukalausemuayangkaulakukanakanterasamenyenangkanjikakamunyamanmenjalaninya HinaanCelaanBahkanremehandarioranglaintidakakanmembuatmusakithatijikakamumampumenenangkandirimu. Apa yang kau rasakan saat membaca kekata di atas? Gag enak kan? enak kalau dikasih spasi bukan? Sekeren apapun kekata itu, sebermakna apapun, tanpa spasi di sana, tentu sedikit membacanya saja membuat mata capek.Ya, Capek! Sebagaimana kita :) Saat sedih, saat gundah, sesungguhnya  kita butuh spasi, butuh MENJEDA! Menjeda untuk menenangkan diri, menjeda untuk rileks, menjeda untuk mengizinkan pikiran berkomunikasi dengan hati. Pikirin lagi alasan-alasan apa yang bikin kamu sedih. Jangan-jangan banyak hal-hal gag penting bikin kamu sedih, galau, dan sejenih gundah lainnya. Sia-sia gag sih kalau nyedihin hal yang gag penting? Membuat kita defisit waktu untuk berbagi bahagia dengan orang lain dan diri sendiri bukan? So, Plis, mulai sekarang, buanglah ha...

Bertemu bukan untuk Berpisah

Kawan,  jalani harimu dengan baik seperti yang kau mau seperti yang kau idam-idamkan Semoga seburuk-buruknya pertemuan membuat kita lebih belajar Semoga sebaik-baiknya pertemuan semakin membuat kita belajar Bahwa kita bukan ditakdirkan untuk sama, Namun, dipahamkan, bagaimana caranya agar tetap bersama dalam segenap perbedaan ini

I'm Fine to See the Day Without You

Dan pada akhirnya jarak membuat kita jauh. Tanpa kusadari, aq sendiri yang memilihnya Kupikir, bersua denganmu akan selalu membuatku bahagia Kupikir mendapatkan perhatian lebih darimu akan membuatku bahagia Dan, kupikir Tuhan memang telah mengirimkan dirimu untukku secara sengaja Ternyata, Tanpamu aku menemukan kebahagiaan yang lebih indah Memilih untuk menjauh darimu membuatku semakin menemukan alasan Tuhan mempertemukan aku denganmu Pertemuan singkat itu,telah membuatku tegas dengan prinsipku Lakuku, lakumu, jika "kita" mau, mungkin sampai saat ini akan tetap mewarnai hari-hari kita Perbaikan diri hanyalah untuk diri kita masing-masing Aku memperbaiki diri bukan karenamu Kamu pun Sejatinya cinta, bukan tentang kapan kita bersama bukan? Semoga jalan ini selalu lurus, sampai garis akhir Saat kau menerima takdirmu, dan aku menerima takdirku Tak ada yang perlu dipermasalahkan siapa dirimu sekarang, siapa diriku sekarang Karena itu bukan hak kita :)  

InsyaAllah

InsyaAllah InsyaAllah aku tau yang kau maksud InsyaAllah aku tau bagaimana memposisikannya InsyaAllah aku tau apa yang kamu maksud itu InsyaAllah aku tau bahwa ternyata kamu Ternyata kamu adalah perantara Tuhan untuk menguji kesabaranku InsyaAllah, aku memang butiran jasjus, namun mampu mengobati kehausanmu tatkala kukumpulkan segala butiran yg kupunya Terimakasih, insyaAllah aq tak se-oon itu

Sesungguhnya, Aku Masih Tak Mengerti: Untuk itu Menikmatinya Lebih Menguatkan, daripada Mengungkapkannya

Sesungguhnya, setelah memendam 12 bulan lebih Aku semakin dipahamkan oleh arti jatuh hati pada seorang adam yang sesungguhnya Jatuh hati ternyata tak seringan sebuah ungkapan rasa Jatuh hati ternyata tak sekedar terikat oleh benang setipis apapun Jatuh hati tak hanya sekedar menunggu Dan Jatuh hati bukan berarti hatimu benar-benar jatuh pada benangsari yang semu Jatuh hati itu bukan alakadarnya Ia butuh iman Ia butuh taqwa Ia butuh izin dariNya Agar suatu waktu jika kau tak bisa bangun, Ia bersedia membangunkan dan menjadi penyelamatmu Ketika aku merasakannya, banyak sekali hal yang membuatku berbeda Ketika aku merasakannya, ternyata ada makhluk lain yang turut andil Ia memaksaku tuk melihat "hati" lebih dalam, keindahannya, Jika syetan ikut andil dalam mengndalikan hati, maka memang seharusnya kuberhati-hati itu membuat ku sulit tuk kembali dalam hidup yang lebih nyata Ternyata ketika merasakannya tak sebahagia pasangan-pasangan muda itu Ja...

Warna Hati

Makin hari warna warni pelangi muncul satu per satu dalam hidupku Kehadirannya yang seolah terbalut embun, mengirim dingin turun dalam dada Nuansa demi nuansa kucoba tuk tepis penuh suka Ada satu nuansa yang beku dan tak berwarna Ada warna yang tak pernah kuduga semakin lekat dalam lapis-lapis hati Dan ternyata warna itu milik seseorang Ingatku, aq sedang meminjamnya Namun enggan mengembaliknnya Banyak warna warni yang tampak satu persatu ada warna putih, suci ada warna biru, berseri adapula warna merah jambu ya, merah jambu ternyata untuk mendapatkannya aku harus menemuimu terlebih dulu  

Mencintai Kehilangan

berjalan.. berlari.. hati tertindih.. sulit tapi harus aku putuskan jalanmu.. jalanku.. belum sempurna.. biar masa depan yang sempurnakan suara-suara batinku melepaskanmu lirih-lirih jiwaku membasuh pilu takdir yang Kau beri menguji hatiku terasa menyesakkan kehilangan ini.. tangis yang Kau beri membuka mataku bahwa cinta yang sebenar cinta hanya ada SATU karena kehilangan ini ku mampu mendekat kepadaMu daun terjatuh di hadapanku belajar menerima belajar menerima semuanya  -Lagu-

Bermusimlah, Kau Pantas Kuperjuangkan!

saat keadaan hanyalah sebuah surat yang tertutup rapat tak terbaca tanpa balasan apa yang harus dirindukan? ketika langkah tak searah dengan tujuan apa yang harus di jelaskan? saat pintunya tertutup, dan kau tak punya kuncinya apa yang membuatmu memaksakan diri untuk masuk? Saat ternyata kau menyadari bahwa tak ada perahu lain yang tiba di dermagamu maka kenapa kau harus merelakan? maka kenapa kau harus mengikhlaskan? terlepas dari ketahuanmu tentang kekukuhan kapal itu terlepas dari kesanggupan kapal itu membawamu entah kemana inginmu Allah selalu mendengar doamu, duhai kamu

Jantung

Bertumpuk daun - daun waru dari duabelas bulan yang lalu Berlimpah ruah harapan-harapan baik Dan berbunga tanpa melayu Aku tuannya Aku empunya Aku yang menyimpannya Aku pula yang meneduhkannya dari terik yang kan melayukan Bertumpuk-tumpuk daun Melingkar menyerupa jantung Tapi ia masih mati Tapi ia belum bernyawa Dan aku selalu menunggu dia Ya, selalu menunggu dia Semoga dialah yang akan menghidupkannya

Untuk yang Selalu Rela, Merelakan

Awan tak meminta pelangi dari hujan Ia merasa cukup, bertahan dengan harapannya agar tetap putih Bertahan dengan impiannya agar tetap cerah Sayangnya, ia tetap luluh hati Ketika telinganya mendengar ribuan umat meminta aliran air dari dirinya Dia mendengar dan merapuhkan harapannya Namun, Kulihat dia tetap tersenyum dan bahagia Baik-baik saja Tak ada muram pun suram Ah, mungkin ia memendam dan menguburnya dalam-dalam Pada akhirnya kerelaan menjadikannya mendung  Awan yang menghitam Menutupi langit-langit bumi cinta Air matanya menetes deras Ia tak cukup keras mempertahankan harapannya Matanya berlinang dan terus tertutup matanya takut Takut melihat dirinya sendiri Jika aku bintang aku akan datang menyinarinya   Jika aku mentari, aku akan datang menghangatkannya Jika aku bulan, aku akan datang menenangkannya Pun jika aku berkumpul menjadi kami Kami akan berbisik dan membuka pintu hatinya: Bukalah matamu, lihat segala aliran air yang jatuh dari kerel...

Coba Nyatakan

Aku tak sanggup berkata lebih dari kemampuan yang akan kunyatakan. Atau aku hanya merasa tak rela jika kenyataan mengkhianati kata demi kata kata demi kata yang bermenit-menit lamanya tlah menjadi alinea "mimpi" atau hal yang tak realistis Aku tak sanggup pula menunggu segala kalimatmu hingga ke titiknya. Aku tak sanggup menjadi saksi omong kosongmu.

Awan di Atas Kota Solo

Tiada lagi yang perlu dipastikan dari awan di atas kota Solo Terkadang ada dan tiada Tiada lagi yang perlu dipastikan Dari hujan yang selalu ia jatuhkan Dia hanya akan membuat tanah di depanku basah Dia hanya akan memburamkan langit Seperti suatu hari lagi Atau mungkin detik ini Saat Tuhan benar-benar menganugerahkan aku keberanian, untuk melepas awan yang lama bertahan di langit kalbu Aku benar-benar akan melepasnya Dan sesegera mungkin menyadarkan diri apa yang tlah terjadi padaku Tak seharusnya kau bersemayam di ruang sana Ruang yang belum pasti siapa yang akan menempatinya nanti Seharusnya aku membangun pintu dan menguncinya rapat-rapat Membiarkannya kosong Dan merelakanmu menempati hati yang lain Membiarkan mata melihat hal yang lain Dan pikiranku tak sebatas berpikir bahwa aku mencintaimu Aku ikut menundukkan kepala atas apa tlah terjadi Aku tak akan menyerah untuk bertahan Suatu saat nanti jika Tuhan beri jawabnya Mungkin aku hanyalah tamu undangan Ata...

Untuk Mengerti, Kita Butuh Merasa

Semua orang mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi lika-liku hidupnya Ada yang memilih bungkam Ada pula yang terbuka Ada yang bercerita kepada teman Ada pula yang lebih tenang dan nyaman hatinya bercerita kepada Yang Maha Daya Ada yang bercerita melalui ceritanya, syairnya atau karya lainnya Ada pula yang mencampur beberapa cara Aku hanya berdoa untuk semua yang diamanahkan menjadi hamba Semoga Allah menuntun segala prosesnya Karena terkadang dengan saranku, aku tetap saja tak bisa ikut mengatasi *** Terkadang begitu banyak warna yang melilit di antena cinta hidup ini Hampir semua nuansa berwarna Dan aku percaya, Tuhan pasti punya tujuan yang baik Dan kita hambaNya dipercayakan untuk mengelola warna itu Hingga menjadi karya yang akan dipersembahkan di hari akhir *** Aku tak akan membuat hidupmu tertekan dengan melarangmu mengekspresikan diri di manapun Aku percaya itu proses yang sedang kau lalui dalam hidupmu Jika aku menyadarkan, belum tentu keadaanmu sedang ...

Aku hanyalah Aku yang Tau, Kamu adalah Amanah dari Tuhan untuk Membantuku Memperbaiki Diri

Saat ini ku tak tau sedang menginginkan apa Secara resmi aku bisa merasakan bahagia dengan baik Aku punya Allah yang memberikan aku hadiah Islam Aku punya banyak teman yang begitu baik denganku, meskipun ada juga yang sempat menjudge diriku adalah orang yang kurang bisa menjaga hubungan interpersonal Itu tak masalah bagiku Aku punya sahabat yang selalu pengertian padaku Aku punya keluarga yang begitu hangat Ibu yang "Ibu banget" Ibu yang penuh perhatian, pengertian Ibu yang tangguh dan kuat! Juga Bapak yang menginspirasi Dan aku tak kan ceritakan tentang keduanya pada mereka Karena aku tau, semua Ibu hebat dengan kehebatannya masing-masing, juga dengan Bapak. Aku dengan keakuanku di setiap menulis, takkan pernah mengatakan kepada mereka bahwa Ibu dan Bapakku adalah yang terhebat aku hanya akan bilang "Ibu adalah ibu yang terhebat, Bapak adalah bapak yang terhebat" kepada Ibu dan Bapakku. Karena yang "terhebat" ada di diri kita masing-masing...

Jalaran Saka Kulina

Seperti sebuah bunga yang kan mekar di tempatnya di tanah yang subur di tangan pemiliknya yang tepat Seperti bunga yang karena dia terbiasa bersama dinginnya pegunungan Maka dia tak bisa bertahan lama di suasana kota yang begitu panas Seperti kata "biasanya" Biasanya dia di sana" Biasanya dia bersamanya Biasanya dia lebih menyukai Biasanya di waktu senggang lebih suka ... Biasanya Kata keterangan yang secara implisit mengartikan kedekatan Maka ku rela jika bunga-bunga itu terbiasa di tempat kalian biasanya menyiraminya.

Ilusi

Mengkhianati kalimat yang dibuat sendiri, bukanlah hal terbaik. Bukan berarti menutup celah untuk selalu berproses Cermin yang usang, Masih berguna jika membiarkan diri untuk merawatnya Biarkan orang lain berdiri dalam pendiriannya Biarkan orang lain berproses Tiada manusia yang tak punya kesalahan Jika apa adanya yang dibutuhkan, apalagi yang dicari? Tiada topeng yang menempel di paras wajah secara permanen Dan pasti akan ada orang lain yang melihatmu melepaskannya. "Apa adanya" tak melewati proses itu
Kupikir hidup mengalir begitu saja. Berjalan terus, menggunakan kaki dan tangan yang tlah dianugerahkan oleh Tuhan untuk kita, para manusia dan makhluk lainnya. Kupikir hidup hanya untuk melihat semua orang bahagia meski tanpa campur tanganku Kupikir hidup hanya untuk dinikmati Panjang rasanya jika ingin diluruskan Saat merasa panjang, ternyata Tuhan memberi kata waktu Sehingga semua tergambar jelas detik menit dan jamnya Seberapa sering napas kita terengah, Seberapa sering napasku terengah, Dan dengan waktu terciptalah kesempatan Kupikir kesempatan hanyalah waktu untuk mengulang suatu hal dua, tiga atau empat Ternyata kesempatan menciptakan arti tersendiri Waktu untuk menyadari segala-galanya pun ternyata adalah kesempatan Menjeda untuk memberi pengertian terhadap diri sendiri Atau berpikir lebih dari sekali untuk menentukan sebuah pilihan Kesempatan bukan berarti menghapus dan melupakan segala luka begitu saja, segala duka begitu saja atau segenap kesalahan begitu sa...

Mendung

Ah mendung rasanya ingin secepatnya menjatuhkan air hujan Padahal belum tentu manusia di bawahnya sedang membutuhkan kedatangannya atau justru menghindarinya ah seharusnya memampukan diri dulu Baiknya dia mengerti setelah itu mungkin air yang ia jatuhkan bisa lebih bermanfaat dan membahagiakan dirinya dan makhluk yang menerimanya

Untuk Solo, dari Jogja

Tersebab aku tak mengakhiri sedetikpun pemikiran tentangmu, Rasaku membuncah Terbang ke segala penjuru tak terkendali rasanya ingin segera kamu tau rasanya ingin sesekali berkata jujur tentang semua ini dari september hingga beranjak ke september yang baru masih saja ku gali lubang dalam-dalam tuk mengubur namamu namun tak cukup banyak gundukan yang mampu menutupinya hingga tak tampak lagi rasanya ingin semua ini cepat usai ingin berlalu tanpa pertanggungjawaban yang selama ini mampu kuterima ah rasanya ingin melabuhkan takan ini dan mengisi jemarinu yang kosong Rasa-rasa yang akan selalu hidup di manapun dan kapanpun kuberasa dalam diam atau dalam situasi apapun rasanya ingin segera kau tau terlepas apa yang ada di kotak hatimu berbeda ataupun sama kekatanya Sayangnya, masih ada rasa-rasa lain yang timbul setelah itu sayangnya, aq tak bisa menjamin diriku sendiri apakah setelah itu aku kan bahagia atau lebih bahagia! atau justru menyesalinya.

Apalah Arti Damai, Jika Masih Ada yang Belum Selesai

Berdamai di luar hati sangatlah mudah :) Namun itu tak mampu menghapus sisa-sisa noda yang hinggap dan mungkin akan terus hidup di dalamnya Memaafkan amatlah mudah Namun percaya sangatlah susah untuk tumbuh subur kembali Percaya amatlah susah Bukan karena kuberharap kau menjadi seperti yang kuharapkan Karena sedari dulu kumenerima kau apa adanya Seburuk apapun dirimu, sebagaimana teman-temanku memandang dirimu Menerima segala kelebihan dan kekuranganmu amatlah mudah bagiku Aku akan dengan mudah setia denganmu Aku akan dengan mudah menolongmu Aku akan dengan mudah mendengarkanmu Aku akan dengan mudah baik padamu Aku hanya susah menerima topeng-topeng itu Topeng yang membuatku susah membedakan siapa dirimu Aku hanya susah menerima kepalsuan Hanya itu Jika senja ini aku masih masam memandang matau Mungkin penyakit hatiku sedang kambuh Jika senja ini segala tubuhku menghindarimu Mungkin di dalam sana ada yang kesakitan Maka maafkanlah aku

Efek Cerita dari Teman Ibu

Libur semester empat kali ini terasa panjang banget, walaupun udah banyak agenda yang aku lewati. Namun tetap aku nikmati.  Salah satu kegiatan rutinku adalah mendengarkan cerita ibu dan memberikan umpan balik. Belakangan ini temen-temen ibu sedang suka ngobrolin mobil. Kata ibu, ada salah satu temennya, cewek, bisa mengendarai mobil hanya dengan latihan 4 hari dan udah bikin sim A. Its OK.  Sampai situ obrolan masih baik-baik saja. Setelah kami berganti kegiatan yaitu nontoon TV bersama, ibu tiba-tiba tanya, "Nok, kowe kapan?" "Kapan le ngapa, Buk?" jawabku dengan bahasa Bantul. "Le latian nyetir meneh, paling ora sesasi pisan, ben lanyah." Semester tiga lalu waktu liburan aku habiskan dengan pelatihan menulis dan nyetir mobil. Setiap hari Selasa dan Kamis jam 08.00-10.00. Latihan pertama, aku dikenalkan dengan bagaimana mental kita yang seharusnya sebelum latihan. Kita harus santai, rilaks, sabar dan tidak takut. Setelah itu di...

No One's Perfect

Hai, kamu yang sedang melewati dunia, entah sampai kapan. Hai, kamu yang sedang bertemu dengan berbagai macam manusia dengan bermacam-macam kepribadiannya. Hai, semuanya. Bagaimana malam-malamu? Siangmu? Pagimu? Sempatkah kau terjaga dengan damai di sana? Sempatkah kau menikmatinya tanpa rasa gelisah tentang banyak hal dalam benakmu? Bagaimana air matamu? Apakah ia masih penuh? Atau kau biarkan ia terus mengalir, keluar dari kelopak matamu dan terjun begitu saja melalui pipimu? Bagaimana dengan hatimu? Ah, seharusnya aku menanyai diriku sendiri. Terkadang di waktu-waktu tertentu, kita menyediakan sisa hidup kita untuk diri sendiri, terlepas dengan bagaimana suasana hati kita. Napas yang berhembus penuh rasa kesal terhadap diri sendiri. Telinga merah padam, marah terhadap diri hanya karena tak bisa menikmati kicau burung di pagi hari. Mata yang mengumpat penuh dendam pada-Nya karena tak dapat melihat bintang dan bulan yang sering dinyanyikan oleh anak-anak. Segala...

Tiada yang Selesai Sebelum Berdamai

Lagi-lagi kamu mendorongku dari jauh sana untuk menulis kembali tentang dirimu. Terbukti bukan, cerita tentang kita tidak akan ada titiknya sebelum aku berhenti merasa. Kau menemuiku melalui mimpi. Di dalam mimpi itu seolah semuanya nyata. Kau berdamai pada waktuku Kita bertukar senyuman dengan baik Ada diamu dan ada diaku Seakan semua itu nyata. Membuatku tak ingin terbangun Membuatku ingin tidur lagi dan melanjutkan episode hidup kita Cerita tentang kita tak kan pernah selesai Hingga kau menghalalkan dia sekalipun Dan selama kau, aku dan perasaanku masih hidup, semua takkan selesai Karna dia-mu, dia-ku dan jarak yang telah kita tempuh bukanlah racunnya Yang mematikannya hanyalah kematian itu sendiri Yang mematikannya adalah kita berdua, bersama-sama Dan kau mendahuluiku Dan kau tak bicara kepadaku kau akan mematikannya Hingga aku masih membiarkannya hidup dan tertinggal jauh denganmu Seharusnya kau membantuku Meyakinkan aku bahwa tiada yang tertinggal seras...

Biosver Spesial

“Senang itu cukuplah mengerjakan kata libur.” Hai, kau apa kabar? Sudah beberapa minggu ndak ketemu. Hei, kau sudah libur belum? Belum? Emang masih jaman?wkwkwk. Ya Allah Ya Rabb, sombong sekali hambaMu ini. Tapi ndak apa-apa, biar yang lain termotivasi juga untuk berlibur. Hihihi. Sudah seminggu ini akhirnya Allah mengirimku untuk berbirul walida’in di rumah.Tau gag contohnya apa? Nggoreng tempe. Hal termudah yang bisa dilakukan kaum akhwat di dapur.   Ceritanya saya sedang berbirul walida’in di dapur (nggoreng tempe). Sambil asik memegang sothil , saya terbayang oleh sebuah kenangan di atas kepala (ngga usah ngliatin atas kepalaku juga kaliik). Kenangan tentang momen buka bersama dengan handai taulan tercintaah :3. Bantul. Nuansanya hangat seperti orang-orangnya. Kehangatan itu lebih lebih terlihat saat di jalan, lagi naik motor trus ketemu ama temen, pasti nlakson, yang agak gaul dikit nlaksonnya pake mbleyer. Trus yang ditlakson biasanya bales nlakson, kal...