Langsung ke konten utama

Efek Cerita dari Teman Ibu

Libur semester empat kali ini terasa panjang banget, walaupun udah banyak agenda yang aku lewati. Namun tetap aku nikmati. 

Salah satu kegiatan rutinku adalah mendengarkan cerita ibu dan memberikan umpan balik.

Belakangan ini temen-temen ibu sedang suka ngobrolin mobil. Kata ibu, ada salah satu temennya, cewek, bisa mengendarai mobil hanya dengan latihan 4 hari dan udah bikin sim A. Its OK. 

Sampai situ obrolan masih baik-baik saja.

Setelah kami berganti kegiatan yaitu nontoon TV bersama, ibu tiba-tiba tanya, "Nok, kowe kapan?"

"Kapan le ngapa, Buk?" jawabku dengan bahasa Bantul.
"Le latian nyetir meneh, paling ora sesasi pisan, ben lanyah."

Semester tiga lalu waktu liburan aku habiskan dengan pelatihan menulis dan nyetir mobil. Setiap hari Selasa dan Kamis jam 08.00-10.00. Latihan pertama, aku dikenalkan dengan bagaimana mental kita yang seharusnya sebelum latihan. Kita harus santai, rilaks, sabar dan tidak takut. Setelah itu diajarin bagaimana menyamankan diri dengan posisi tempat duduk,bagaimana cara menggeser ke depan atau belakang, dan bagaimana  mengatur senderannya. Setelah itu aku dikasih tau di mana letak kopling, rem dan gas, juga disuruh memahami lintasan,
Di pertemuan itu, aku apal dan ngerti sampai sekarang. 
Pertemuan kedua, kalau gag salah aku diajarin praktik ke lapangan Wijirejo. Aku dikasih tau posisi stir yang benar itukaya apa, megang dan memakai stir yang bener itu kaya apa. Akhirnya aku lolos pelajaran itu. Dan beberapa kali mengulangnya di beberapa pertemuan agar lebih mantap. Dan di pertemuan ke sekian aku diajarin belok, mengunakan send, dan mengganti gigi ketika mengendarai mobil. Sumpah aku ngerasa kesulitan di materi satu itu sampe harus ngulang, kayanya aku masih belum mantap di materi ini. Tapi pengajarnya bilangkalau aku dah bisa, gag tau dari mana sumbernya. Setelah mempelajari beberapa materi tambahan, akhirnya aku sampe tahap diajarin parkir. Bagaimana cara mundur dengan aman, ngeliat spion belakang gimana, dan lain-lain.

Setelah itu aku udah gag mau latian lagi. Sayang duitnya. Abis sebel juga sih, gag dibolehin make mobil yang ada di rumah -__- .
Aku juga ragu sih, wkwkwk. Karena ada dua materi yang belum aku mantepin, yaitu belok dan ganti gigi secara sempurna, dan parkir.
Pernah ada cerita, jadi waktu itu aku udah keren gitu nyetirnya, kebetulan belok juga udah bisa, nah, akhirnya  pengajar ngasih aku bonus. Waktu pulang yang seharusnya arahnya lurus, aku disuruh belok. Saat itu aku mikir, "ni orang percaya amat sama aku, jadi takut ngecewain kalau ternyata di bonus ini aku gag bisa."
Akhirnya aku beneran gag bisa waktu itu pas belok, mau nabrak trotoar :( dan pengajarnya ngarahin aku buat balik ke kantor :( "Kan, kecewa dia." 
Itu bikin aku malu banget kalau mau latihan lagi :(((( Aku udah berapa kali pertemuan, dan belum ahli-ahli menguasai teknik belok.

Dan sekarang setelah berbulan-bulan ibu ngebahas lagii T.T

Sebenernya pengin sih, tapi besok aja kalau dah ada mobilnya. Soalnya agak percuma kalau cuma latian doang.Trus kata ibu, "Yak ben kowe iso je sesuk nik wes ana mobile. Dadine garek nganggo." 

Dan itu yang sedang terbersit dalam pikiran ku. Latihan gag ya. Penginnya kalau latian, pengajarnya udah gag inget sama aku :3 jadi lumayan menghapus rasa malu ini.

Ini kayaknya yang bikin ibu minta aku buat latian lagi ya temennya itu, katanya beliau nanyain,"Mbak Galih pripun, Bu? Pun damel Sim A?"


Whatever it is, ibu mengharapkan hal baik dalam hidup kita. :)
Turutin aja selama kita mampu dan itu bisa bikin dia bahagia.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?