Langsung ke konten utama

Surat Cintaku


Hai, HIMAPSI
Lama tak menyempatkan waktu untukmu

Saat ini aku sedang ada di ruanganmu, sendirian
Benar-benar sendirian
Di luar sana ada banyak pengurus dan anggotamu
Namun mereka lebih memilih lobi, kelas dan lantai merah sebagai perhentiannya
Mungkin lebih nyaman
Aku juga selalu begitu,
jangan sedih ya, himapsi

Beberapa bulan belakangan ini ruanganmu berantakan sekali
Tata ruangmu yang awalnya rapi lambat laun pudar
Buku di mana-mana
Makanan di mana-mana
Gelas-gelas bekas hampir ada di setiap sudut ruanganmu
Sirkulasi udara di dalam juga semakin pengap
Mungkin karena di periode ini pintumu lebih sering ditutup

Himapsi,
Aku sedang berada tepat di depan kaca
Kaca yang dari dulu ketika awal mengenalmu sudah melekat di dinding timur warna biru itu
Aku menangis, himapsiku
Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa membersamaimu lagi

Aku pandang sugar box yang memang telah berubah desainnya
Aku pandangi lamat-lamat
Ada namaku di sana

HIMAPSI,
Aku mencoba untuk membuktikan bahwa aku benar-benar sayang padamu
Sayaaaaaaaaaang sekali
Terisak napasku sesekali ingat hilir mudik kebersamaan di ruangan ini satu dua tahun lalu
Tetes air mataku, melihat banyak orang sedang membicarakanmu saat ini
Sekarang, jarang ada yang berkunjung di ruangan biru ini
Pengurus lama hingga sekarang, sudah jarang yang menjumpaimu tuk sesekali menyenderkan badannya di dindingmu

Ya ampun, himapsi, bahkan dulu kamu ramai sekali
Ramai, himapsi
Kenapa sekarang sesepi ini?
Selalu ada lagu-lagu di sana
Adapula beberapa kapten yang semangat menghapal mushaf
Sekedar mengerjakan tugas, diskusi, tidur-tiduran, ketawa, bercanda
Ya ampun, Himapsi,
Lihat ini, aku menemukan piring, gelas, makanan, alat tulis, galon, tiker..
Kamu kaya rumah ya
Apa kamu itu memang rumah bagi ia yang menganggapmu rumah?

Himapsi, boleh ya, aku rapikan ruangan ini
sedikit saja
Lihat ini, di atas meja banyak sekali barang-barang berhamburan
Duh betapa kami kurang memperhatikanmu selama ini
Kami sibuk dengan kebutuhan kami bahkan kebutuhan pribadi kami
Kamu sedih gag?
Maafkan aku baru menyempatkan hadir untukmu hari ini
Inipun karena aku gag sanggup lagi bicara tentangmu kepada orang-orang
Aku gag sanggup melihat semuanya hari ini membangun ekspektasi kepadamu
Aku tak sanggup mendengar orang membicarakan masa depanmu

Maka, aku hadir
Dan hanya aku dan kamu di sini
Aku hanya ingin mengobrol berdua, sambil sedikit demi sedikit menata pojok bacamu
Oh iya, hari Jumat kemarin aku akhirnya datang ke pelatihan bisnis di pusdiklat
Aku membawakanmu oleh-oleh buku fotokopian tentang kewirausahaan
Bukunya warna ungu
Memang sengaja gag aku tulis namaku di sana
Memang sengaja kupersembahkan untuk kamu, himapsiku

Ya ampun,lihat gudangmu Himapsi
Berantakan sekali
Aku gag bisa merapikan ini sendirian
Jadi, maaf aku hanya bisa menata rak-rak bukumu
Merapikan barang di atas meja dan memunguti sampah
Bahkan himapsi, aku ingin menyapu seluruh ruanganmu sekarang
Tapi gag ada sapu di sini
Aku malu apabila harus keluar dan membiarkan orang lain melihatku menangis di sini
Aku tidak ingin selebai itu
Meski sesungguhnya, aku sesedih ini, Himapsi
Semua orang menyebut namamu beberapa hari ini
Termasuk aku

Aku mencoba untuk kuat, tegar,
Aku ingin pergi darimu, himapsi
Tidak akan ada yang merasa kehilangan, himapsi, karena masih banyak pengganti yang lebih baik

Himapsi,
Wadah yang mampu membuatku berkembang
Meski mungkin hanya aku sendiri yang bisa merasakannya
Hanya kamu himapsi, yang bisa sejalan denganku
Tak ada yang lain
Siapa yang benar-benar tulus mengajakku bicara?
Siapa yang benar-benar tulus menerimaku apa adanya? Membersamaiku dari setidakmampunya aku menjadi mampu?
Cuma kamu, Himapsi
Tanpamu, aku benar-benar sendirian

Aku benar-benar sendirian Himapsi
Tidak disayangi
Tidak dicintai
Gagpapa himapsi, aku memang tidak bisa melakukan lebih untukmu
Ada yang lebih layak dan pantas untuk diperjuangkan

Aku tatap lagi sugar box, lamat-lamat dari depan pintu
Banyak sekali kenangannya
Banyak sekali

Aku sebel banget setiap kali mendengar orang berkata "Himapsi belum bisa mewadahi, himapsi begini, begitu"
Himapsi, kamu yang kuat ya
Mungkin itu karena kami yang kurang totalitas menjalankan amanah kami
Maafkan kami, terlebih aku yang masih meragukan kesanggupanku menjalaninya

Himapsi, terimakasih banget udah bikin hidupku sebermakna ini
Darimu aku belajar memahami
Aku belajar integritas
Belajar persaudaraan
Belajar dan belajar
Meski banyak yang lebih nyaman menjadi bagian yang lain
Meski banyak yang lebih nyaman di BEM, entah BEM apa
Kamulah satu-satunya yang menghebatkan
Aku sedih, Himapsi
Karena banyak yang memilih yang lain
Karena hanya orang-orang tertentu saja yang memperhatikanmu
Aku muak
Aku bosan, himapsi

Ah, Himapsi
Ada banyak hal,
Ada cita-cita
Yang akan panjang jika disuratkan di sini

Himapsi,
Aku pamit pergi
Kita tetap bersahabat
Seberapa jauh aku denganmu
Seberapa jauh kau dengan aku


-Ruang HIMAPSI, 3 Desember 2015, 10.00 am-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?