Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Mengosongkan Isi Hati

Hatiku tidak berisi penuh Hanya ada nama-nama Dan aku tak tau, dari sekian nama itu mengapa aku ingin menghapus namamu Nama yang sudah sejak bertahun kutulis di dalamnya Sesungguhnya aku ingin menebalkan dengan cat air baruku Agar tidak semakin jelas kepudarannya Tapi semakin hari, aku justru ingin membiarkannya pudar saja Aku sudah tidak ingin merawatnya, mempertahankannya, memperjuangkannya Aku sudah tidak ingin memiliki perasaan semacam itu Perasaan yang mendorongku menuliskan namamu Jadi, jika suatu saat kau bertemu denganku, tolong menjauh Semakin jauh semakin tawar Bantu aku melupakanmu, seperti dirimu yang telah melupakan aku Surakarta, 18 November 2017
Kemarin hujan datang. Tetesannya menjadi penutup agenda besarku minggu ini. Semua orang yang hadir keluar setelah usai dan memandangi bening air yang jatuh. Ada yang menyambutnya dengan keluh, dan ada yang biasa saja dengan hadirnya. Sementara aku dengan kecemasanku mempertanyakan, "Mengapa kamu hadir?" Saat ittu aku sedang asik berbicara dengan rekanku. Namun di sisi lain pikiranku menerka tentang kehadiran hujan kala penat menjadi selimut ketakutan.  Apa dengan hujan, semua yang kupikirkan, kurasakan, kuprasangkakan ini akan terguyur dan hilang? Lalu aku akan tenang? Hmm..tapi kenyataannya aku tenang bukan karena itu. Aku tenang setelah aku pulang.
Terkadang saat kutidak tahan, tak sabar, dan tak kuat Aku meminta kepadaNya Untuk diberikan satu orang saja yang setia, Tempat menyimpan seluruh rahasiaku selain kepadaNya

Tulisan "Pernah Bilang Ini" jadi Bikin Pengin Bilang

Begini ya kalau kebanyakan berpikir sendiri, alias gag di sharingkan ke orang lain secara lisan. Bawaannya pengin mengalir terus. Meneruskan pembicaraan tentang berjilbab. Ada gag sih yang tanya gini entah iseng atau emang bener-bener pengin tahu, "Manfaat dari berjilbab itu apa sih?" Nah, aku jadi gag ngerti lagi bagaimana cara menyampaikannya. Di QS. Al-Ahzab:26 sudah dituliskan jelas ya, agar kamu mudah diketahui dan tidak diganggu. Intinya membuat kita terjaga dari hal-hal yang buruk. Segitu sayangnya Allah sama kita, hambanya yang sering berbuat dosa ini.  Tapi selain itu, manfaat yang lainnya mungkin beda-beda ya, satu orang dengan orang lainnya. Enggak, aku gag akan menceritakan perjalananku berjilbab, sampai menceritakan manfaatnya, karena menurutku aku masih gini-gini aja, belum ada pelajaran yang bisa diambil dari diriku ini. Jadi, agar kamu tau manfaatnya, aku jadi pengin bikin gerakan "HIJRAH BARENG".  Itu gimana tuh? Jadi tujuan dari ...

Pernah Bilang Ini

Saat ini di kepalaku sedang ada penyesalan. Satu hal yang kuhindari, karena kaya gag ada pilihan lain gitu selain menyesal, di saat ada pilihan untuk mensyukuri, bermuhasabah dan mengambil hikmah, kemudian meniatkan untuk memperbaikinya . Tapi kok di sisi lain kayak gag mantep gitu rasanya kalau gag ngomong "Aku nyesel." Yasudahlah. Mari bercerita. Cerita ini dari hati yang belum sempurna tertata. Cukup dimaknai saja, terlebih jika ada yang berbeda di antara kita.  Hmmm..jadi apa sih yang kusesali? Jadi aku nyesel banget karena dulu punya kebiasaan bilang gini ke temen-temen yang baru memulai berjilbab, "Kamu lebih cantik kalau berhijab." Ya niatanku dulu agar dia istiqomah. Tapi ternyata tanpa kusadari hal itu menyamarkan esensi berhijab yang sebenernya. Apa esensinya berjilbab? Menunaikan perintah Allah Ta'ala yang mewajibkan bagi muslimah untuk mengenakan jilbab. Dasarnya apa Gal berani bilang begitu? Al-Qur'an surat Al-Ahzab: 59.   Hai Nabi...

Yakin Masih Mau Marah, setelah baca ini?

Hari ini tibalah saatnya saya kembali ke perantauan, Solo. Rencana saya akan ke Solo pagi buta menggunakan kereta Prambanan Ekspres (Prameks) pukul 05.30. Namun realisasinya saya berangkat menggunakan kereta Prameks pukul 12.36. Sering banget ada rasa ragu buat ke Solo. Semacam gag mau balik ke Solo. Tapi banyak hal yang harus saya selesaikan, seperti hari ini: mengambil surat keterangan aktif mahasiswa di Mawa, dan menemui dosen untuk validasi skala di kampus Psikologi UNS. Perjalanan dengan Prameks menuju Solo alhamdulillah diberi kemudahan sama Allah untuk mendapatkan tempat duduk. Saya duduk di sebelah ibu muda yang sedang menggendong anak laki-laki yang lucu banget, masyaAllah. Begitu dapat tempat duduk, saya langsung menyamankan diri dan tidur, kemudian bangun kembali saat Prameks tiba di stasiun Purwosari. Masih sekitaran 5 menit lagi, sampai di stasiun Solo Balapan. Dan, lima menit berlalu. Dapat kulihat lagi peron stasiun Balapan yang hari Jumat lalu menjadi tempat sa...

#OTWbalikBantul

OTW "on the way", "dalam perjalanan" Mungkin terlalu cepat ya, tahapannya. Belum persiapan kok andang-andang udah otw aja. Kalau berlama-lama persiapan ndak gag berangkat-berangkat. Hehehe. Setuju, kebaikan itu memang harus dipaksa. Aku yang saat ini terlalu nyaman ada di Solo, merasa useless aja kalau aktivitasnya itu itu aja. Pagi ngampus, makan, pulang kosan, main, dan lain-lain. Bosen. Dasarnya diriku ini orangnya harus gerak, dan cepat bosan apabila kegiatannya tidak bervariatif. Jadi semakin ke sini semakin butuh nafas baru. Semakin ingin maju, tidak stag gitu-gitu aja. Harus menciptakan perubahan, minimal dari diri sendiri dulu. Wededeeh, perubahan apa itu? Pola pikir. Iyes, bener banget, salah satunya pola pikir.  Saat ini skripsiku udah setengah jalan, bahkan sebentar lagi aku diizinkan oleh Bunda untuk melakukan penelitian di lapangan. Sebagian persiapannya udah kucicil beberapa bulan lalu, seperti perkap untuk peserta, siapa yang kan jad...
Kulihat dari jauh, Matamu begitu sengit pada hujan Rintik demi rintik yang kau kira rindu itu, ternyata hanyalah pemudar senja Bibirmu bergerak, seakan mengeja ketakutan-ketakutan dalam diri Segenap keteguhanku seolah ingin menyambangimu Berbisik tentang gerangan yang tak kau relakan hilang "Tenanglah, Tuhan akan menjaga namamu dalam hatinya. Hujan takkan memudarkan namamu, ia akan membeningkan." Namun justru kau sendiri yang menjadi hujan dalam pikirmu. Memudarkannya.
Ya Allah, jika memang kekhilafan dan kurangnya iman dalam diri yang membuatku merasa sukar memperjanjang silaturahmi, maka bantulah aku untuk meningkatkan dan menjaga keimanan.

Bagiku,

Bagiku, dirimu sendirilah yang berhak menentukan sesuatu yang pantas kamu lakukan Aku tak berhak menghakimi Kamu pun Segala yang terlewat batas akan berbeda di mata kita karena batasanku dan batasanmu berbeda Bagimu, perkataan ringan mungkin terasa berat Perkataan berat terasa ringan Bisa jadi akupun begitu, bisa juga tidak Lagi-lagi berbeda Cukup dinikmati dan diterima saja Tak perlu dipaksa untuk sama Kau mungkin merasa begitu baik bagi dirimu, dan banyak orang yang menerimamu Tapi, bisa jadi bagiku, kau tidak lebih hanya seorang yang begitu sering menyakitiku, dengan lisan dan pikiranmu Kamupun Bagiku, Dirimu sendirilah yang berhak menentukan

Kepada Rindu yang Tertahan

  Jika rindu punya dermaga Akankah dia duduk di tepian senja Menunggu perahu-perahu kecil berlayar menujunya  .... Jika rindu punya dermaga  Mungkinkah tidak akan ada yang tertahan atau menguap jadi hujan Ia akan berlayar ke mana saja menaiki perahu kecil  Ia akan membujuk angin tuk sejalan dengannya Iya, sebelum ia temukan nahkoda 

Duhai

Duhai, tak bisakah waktu menghentikan segala penantian lalu kita pasrah saja pada sebuah pertemuan yang direncanakan Tuhan AKU, KAMU DAN RINDU duduk bersama dalam iman Duhai, tak bisakah kau mengerti? Bagaimana gugupnya aku menyembunyikan segala rasa saat berada di depanmu Betapa bingungnya aku menjadikan yang tak biasa menjadi biasa saja di hadapanmu Betapa banyak kekata yang takut kukatakan padamu karna khawatir akan mengalirkan segala yang tak seharusnya Betapa tidak nyamannya aku dengan kekakuan yang tak biasa kulakukan selain kepadamu Duhai, tak bisakah kau katakan sesuatu padaku?

Ibu

Air mengalir dari hulu ke hilir Mudik dan bermusim dalam naungan samudra Saat hujan, Ia teteskan segala keegoisan dan kepandiran dalam tanah Berharap tiada lagi yang tersisa dan terbawa menuju muara baru Dalam kekeringanku, ia selalu berusaha hadir Namun awan terlalu  naif untuk mendung Matahari merah merekah, dan tiada yang bisa menjadikannya ada, kecuali Yang Maha Air mengalir dari hulu ke hilir, Kutersingkap dalam doa sang ibu Ia merayuNya tuk jadikan kepahitan dalam diriku tiada Ia hadirkan senja buatannya tuk kunikmati dikala suka dan duka Ia kirimkan ribuan kristal cinta yang singgah dalam dada, Dalam pelukannya, air mengalir dari hulu ke hilir Terisak haru nan syukur, menemukan muara yang tercipta dari Yang Esa Surga tempat kuterlahir
Saringan Aku butuh saringan yang lebih lembut Agar lebih sedikit keburukan yang kulakukan Agar lebih mudah konsisten dengan hal-hal baik dan sesuai dengan ketentuanNya Untuk kuterapkan dalam hidupku

Antara saat dan taat

Kurasa aku tidak sepercaya diri itu Tuk yakin bahwa benar benar akan ada sekotak keseriusan yang kuterima dari kurir yang kan mengirimku pada kehidupannya Kepada setiap yang datang Mohon maaf, bukan kumenutup segala hal tentang diriku kepadamu Kuhanya ingin menghormati masa depanmu Dan mempertahankan yang namanya masih menjadi yakinku Karena tiada yang kuyakini lagi selainnya Kepada kamu yang datang Bersilaturahmilah sesuai adab Ini bukan lagi waktunya untuk bercanda

Berpikir

Belakangan ini banyak hal yang terjadi dalam kehidupanku. Dari banyak hal yang kualami itu, tentu saja ada yang menimbulkan penyesalan karena tanpa sadar memprotes perubahan orang lain yang jelas-jelas itu memang haknya. Aku sempat menyesal kala itu karena aku jarang melakukannya dan itu bukan tindakan yang baik.  Dari banyak hal yang kualami juga ku mengantongi berbagai perspektif mengenai respon orang ketika menemui kebahagiaan, kenyamanan, juga banyak hal hingga dampak-dampaknya. Oh, kadang kalau seseorang bahagia itu ada tiga hal yang jadi dampak, satu ikut kecipratan bahagia, dua ikut merasakan perubahan respon orang itu dan ketiganya adalah memposisikan diri untuk belajar dari yang dialami orang itu atau ambil hikmah. Begitupun dengan rasa sedih, rasa kecewa, rasa semangat, dan rasa lainnya.  Dan pada intinya kutarik kesimpulan bahwa sebagian besar yang dilakukan orang lain adalah hasil dari keraguan-keraguannya. Tidak ada yang benar-benar yakin  dengan...

Terus Jadi Baik

Terus lakukan sesuatu. Jangan pernah berhenti, hingga kamu tau mengapa sesuatu itu harus dihentikan! Karena terlalu kaku untuk memulai tidak membuatmu menemukan sebuah kebenaran, yang letaknya di mana-mana, . . . Di dalam kesalahanmu, misalnya. Teruslah  bergerak, Kesalahan tidak membuatmu terlihat buruk. Kata seorang kakak, "Bukan kesalahan jika ia membuatmu menjadi lebih baik!"

Diam Membawamu ke Mana-mana

Dengan pemikiran yang masih butuh berkembang dan bertumbuh, kutuliskan kekata ini dengan harap ridho dariNya, Allah Ta'ala. "Diam tidak membawamu ke mana-mana." Laaah, tapi aku bisa membawa diriku kemana-mana dengan diam. #DasarNgeyel&Sombong.. Astagfirullah . Tidak tau kenapa aku agak kurang setuju dengan pernyataan di atas. Kenapa? Karena aku orangnya cenderung pendiam? Bukan!! Pernyataan itu seolah menyudutkan Diam. Apa ya, kayak kurang lengkap kalimat itu. Sekilas jika dibaca, orang mungkin bakal langsung menggeneralisasikan bahwa diam itu adalah sesuatu yang negatif.  Memang diam seperti apa yang tidak bisa membawa seseorang ke mana-mana? Diam yang gag bikin orang lain bilang WAW ke kamu? Atau diam yang ga bisa bikin orang lain tepuk tangan ke kamu? Atau diam ga berkomunikasi sama Allah? Hiks.  Setauku ada hadis shohih yang bilang gini: Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, me...

Kamu bisa Menerima Dirimu dan Lingkunganmu lebih dari ini!

Setiap manusia di bumi tentu saja memiliki masalah.  Ah,  aku lebih suka menyebut masalah dengan ujian.  Sepertinya itu lebih baik untuk di dengar.  Ujian saat kondisi yang seharusnya membuatmu menerima,  menjadi tidak menerima.  Hilang rasa ikhlas.  Tapi aku yakin,  kamu sadar seutuhnya bahwa kamu memanglah harus menerima diri dan lingkungan apa adanya.  Aku yakin kamu sadar.  Jadi,  aq tak akan bilang padamu kamu harus menerima dirimu.  Aku yakin kamu sedang berusaha mencobanya.  Dan itu tidak mudah bukan? Jika aq mengira-ngira dan mudah menyimpulkan,  khawatirku kau justru akan lebih terbebani oleh kesimpulanku.  Aku yakin, Kamu adalah orang yang selalu berusaha. Keras bahkan. Lebih keras dari yang kulihat sekarang. Aku yakin,  kamu akan menjadi lebih bijaksana dari sekarang. Dirimu yang sudah menerima ini,  akan lebih menerima suatu saat.  Iya,  aku yakin. Maaf karena sudah membua...

S(kri)Psi

Menjadi mahasiswa tingkat akhir awalnya menyenangkan. Aku bebas dari rutinitas perkuliahan yang sangat membosankan karena gaya mengajarnya begitu-begitu saja. Presentasi-pulang. Bahkan aku hampir hapal bagaimana pola masing-masing dosen mengajar. Di akhir semester ini sebenarnya aku begitu tertarik mata kuliah TAT, mata kuliah tentang rehabilitasi, terapi humanistik, hanya karena aku tidak yakin aku mengubur keinginan itu. Sebenernya aku sadar bahwa luasnya ilmu pengetahuan itu bukan bergantung dosen, tapi kemauan diri. Kamu tidak salah kalau berpendapat seperti itu. Namun, bagiku itu tidak 100% dari diri sendiri. Bagaimana dosen ambil bagian memberi asupan ilmu kepada mahasiswanya sangat memengaruhi niat kita belajar. Silahkan dibuktikan sendiri. Aku lumayan sering berdiskusi receh dengan beberapa rekan, yang hasilnya seserius ini. Ceritanya, rekanku sudah lulus dan hijrah di jenjang S2 di kampus terbaik di Jogja. Ia menceritakan banyak hal, dari bagaimana dosen mengajar, memotivasi,...
Mohon maaf, hati. Aku sedang sibuk. Mohon maaf, hati. Aku ingin kau belajar mengendalikan dirimu. Mohon maaf, hati. Bicaralah pada dirimu, Allah selalu menemukanmu, kerumitan-kerumitanmu, kesulitan-kesulitanmu, kemalasanmu, dan kekuranganmu. Allah menemukanmu, dia datang di sepertiga malammu. Allah-lah yang memahami betapa istimewanya kamu, Allah yang mengerti semuanya tentangmu. Siapkan dirimu untuk bertemu denganNya, pertemuan yang mungkin akan mengejutkan dirimu. Mohon maaf, hati. Aku sudah tak ingin lagi berpikir. Aku ingin sibuk dengan hal lain. Mohon maaf, hati. Aku tidak menyalahkanmu. Kamu hanya perlu menerima, bahwa saat ini adalah yang terbaik.
Jangan jual kebaikanmu. Tawarkan ke semua orang, dan berikanlah secara cuma-cuma. Tak usah takut dengan pembohong. Yakinlah, Allah Maha Pelindung dan Penolong. Yogyakarta, dalam degub Lillah.  
Tidak,  aku tidak ingin membaca tulisanmu.  Bukan karena kamu,  hanya saja aku t akut merasa bahwa nyawanya adalah aku. Padahal bukan. Aku tidak ingin membaca tulisanmu yang itu. Khawatir jika aku bahagia,  padahal itu bukan untukku. 

Galau?

Itu adalah pertanyaan yang tidak kusukai. Karna kutak merasakannya sama sekali. Seseorang selalu mengkorelasikan tulisan dengan isi hati tapi kubilang hati hati Tak melulu penulis itu membicarakan hatinya

Memori tentang Payung

Beberapa waktu yang lalu aku bertanya kepada Tuhan tentang  Kapan aku akan ditemukan dan siapa yang akan menemukanku? Aku dengan kenestapaanku Aku dengan jera yang ingin kau reda Setelah itu hujan turun Aku berlari namun tak bertemu ujung Aku terus berlari sembari mencari payung Tapi payung itu tiada lagi Aku lupa, telah mengembalikan kepada pemiliknya Takut ada yang lebih membutuhkannya dari pada aku Tapi ternyata aku masih

Ridho Illahi

Terkadang aku memilih menghabiskan waktuku untuk tidur saja daripada memikirkan suatu hal yang rumit. Aku tidur dan ingin bangun tatkala hal rumit itu pulang ke rumahnya. Tapi tak semudah itu. Saat aku bangun hal-hal rumit yang kutinggal pergi semakin melahirkan hal rumit lainnya. Akupun akhirnya pasrah dan merasa bertanggungjawab untuk merawatnya. Menghadapinya satu per satu.  Ternyata menghadapi hal yang rumit adalah salah satu cara yang memampukan kita menciptakan kesederhanaan.  Menyederhanakan, menyederhanakan dan menyederhanakan. Saat ini segala hal yang dulu kuanggap rumit alhamdulillah semakin sederhana. Sederhana dalam menyikapinya, merasakannya, atau menikmatinya. Aku tak repot lagi mencari situasi baru karena situasi sekarang kurasa jauh lebih adil bagiku, jika aku mau menerka-nerka tujuan Tuhan.  Salah satu hal yang membuatku rumit adalah dahulu kupikir aku tak perlu berinteraksi dengan lelaki. Bukankah itu sangat meresahkan? Apalagi yang belu...

Berbagi Senyuman, 24 April 2017

Tulisan ini kupersembahkan untuk kamu yang punya rencana mengadakan kegiatan di Panti Asuhan tapi masih membutuhkan referensi konsep acara. Sebenarnya tulisan ini belum apa-apa, tapi tak apa, akan aku bagi saja, agar tidak percuma. Kamu perlu tau, kalau rencanamu itu rencana yang baik, menarik dan asik, jadi jangan menyerah untuk mewujudkannya. Sudah tau belum anak panti asuhan itu seperti apa? Mereka suka diajak main!! :) Anak panti itu bermacam latar belakangnya. Dari segi usia juga bermacam, ada balita, anak-anak, remaja sampai dewasa. Ada yang dari kecil hingga besar, dari balita hingga dewasa hidup di sana, ada juga yang tidak dari balita. Dari segi pendidikan, ada yang TK, SD, SMP, SMA bahkan ada juga yang PTS/PTN. Tapi sungguh, mereka itu lucu dan sangat mengasyikkan. Kita bisa belajar banyak dari cerita-cerita mereka tanpa memandang bahwa mereka itu menyedihkan. Anak panti itu menyedihkan? NO! Kalau di panti, kurang-kurangin pandangan tersebut ya :) Fokus aja pada persamaa...

Hadiah Termenarik

Jangan berharap pada waktu Kadang jawabannya suka tak menentu Berharaplah pada Sang Empunya waktu Sebab walau belum jua kaudapatkan jawabNya, jawabNya selalu tepat waktu Jangan berharap pada waktu Kadang jawabannya suka tak menentu Berharaplah pada Sang Empunya waktu Sebab walau bagaimanapun, kebaikan yang terkandung dalam jawaban dariNya tak ‘kan lekang oleh waktu Dear Galih Ratna Puri Palupi. Selamat mengarungi waktu di waktu yang diberikan Tuhan! Walau waktumu jadi berkurang, semoga kebaikan yang kauberikan pada Tuhan dan sesama semakin bertambah! Dari kami, Pujangga abal-abal.