Langsung ke konten utama

Tulisan "Pernah Bilang Ini" jadi Bikin Pengin Bilang

Begini ya kalau kebanyakan berpikir sendiri, alias gag di sharingkan ke orang lain secara lisan. Bawaannya pengin mengalir terus.

Meneruskan pembicaraan tentang berjilbab. Ada gag sih yang tanya gini entah iseng atau emang bener-bener pengin tahu, "Manfaat dari berjilbab itu apa sih?"

Nah, aku jadi gag ngerti lagi bagaimana cara menyampaikannya. Di QS. Al-Ahzab:26 sudah dituliskan jelas ya, agar kamu mudah diketahui dan tidak diganggu. Intinya membuat kita terjaga dari hal-hal yang buruk. Segitu sayangnya Allah sama kita, hambanya yang sering berbuat dosa ini. 

Tapi selain itu, manfaat yang lainnya mungkin beda-beda ya, satu orang dengan orang lainnya. Enggak, aku gag akan menceritakan perjalananku berjilbab, sampai menceritakan manfaatnya, karena menurutku aku masih gini-gini aja, belum ada pelajaran yang bisa diambil dari diriku ini. Jadi, agar kamu tau manfaatnya, aku jadi pengin bikin gerakan "HIJRAH BARENG". 

Itu gimana tuh?
Jadi tujuan dari hijrah bareng ini adalah agar kita ini sebagai saudara seiman, tidak hijrah sendirian tapi juga ngajak-ngajak yang lain. Biar rame. 
Caranya? Biar aku tebak, pasti dengan bagi-bagi jilbab? Atau kasih stiker seruan berjilbab?
NO. Bukan. Sepertinya ini lebih ribet dari itu. Wkwkwk...

Jadi aku pengin nih, wawancara temen di sekitar yang baru aja berjilbab, ya minimal sebulanan lah, biar manfaat yang dirasakannya lebih panjang untuk diceritakan. Pertanyaannya ya seputar, "Bagaimana titik awal yang membuat dirimu memutuskan untuk berjilbab?", "Apa perbedaan yang paling kamu rasakan saat mengenakan jilbab dan enggak?", "Apa manfaat yang kamu rasakan?", "Bagaimana pendapatmu tentang Jilbabin hati dulu baru jilbabin kepala." 

Semacam itu. Kemudian, kita kasih reward para narasumber itu dengan kaos kaki, atau manset untuk menyempurnakan hijrahnya. Trus ajak dia juga ikut gerakan ini.

Nanti hasil wawancara itu diolah dalam bentuk tulisan. Hmm,,penginnya sih video ya, tapi yang ringan-ringan dulua aja deh ya.

Jadi, harapannya tulisan atau karya hasil olahan itu bisa mengetuk teman-teman di luar sana untuk berhijrah agar menyadari mengenai esensi jilbab, dan dapat memahami manfaatnya dengan mudah melalui cerita-cerita teman-teman yang sudah berhijrah.

Bismillah. Semoga Allah meridhoi rencana ini. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?