Langsung ke konten utama

Pernah Bilang Ini

Saat ini di kepalaku sedang ada penyesalan. Satu hal yang kuhindari, karena kaya gag ada pilihan lain gitu selain menyesal, di saat ada pilihan untuk mensyukuri, bermuhasabah dan mengambil hikmah, kemudian meniatkan untuk memperbaikinya. Tapi kok di sisi lain kayak gag mantep gitu rasanya kalau gag ngomong "Aku nyesel."

Yasudahlah. Mari bercerita. Cerita ini dari hati yang belum sempurna tertata. Cukup dimaknai saja, terlebih jika ada yang berbeda di antara kita. 

Hmmm..jadi apa sih yang kusesali? Jadi aku nyesel banget karena dulu punya kebiasaan bilang gini ke temen-temen yang baru memulai berjilbab, "Kamu lebih cantik kalau berhijab." Ya niatanku dulu agar dia istiqomah. Tapi ternyata tanpa kusadari hal itu menyamarkan esensi berhijab yang sebenernya. Apa esensinya berjilbab? Menunaikan perintah Allah Ta'ala yang mewajibkan bagi muslimah untuk mengenakan jilbab. Dasarnya apa Gal berani bilang begitu? Al-Qur'an surat Al-Ahzab: 59.  

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)

Jadi, saat aku bilang "Kamu lebih cantik ya kalau pakai jilbab?" seolah jilbab itu esensinya ya bikin kamu tambah cantik, bukan karena kewajiban. HUHUHU. Astagfirullah, entah kenapa aku sangat menyesal karena lumayan sering bilang kayak gitu.

Dan akhirnya aku mendapatkan pelajaran untuk diriku semoga untuk dirimu juga, "Kamu kalau mau ngajak orang lain dalam kebaikan, pahami dulu esensi dari kebaikan itu, agar tidak salah dalam menyampaikannya. Agar tidak menyesatkan pola pikir orang lain."

Itu aja sih. Hehehe.
Jadi realnya adalah bilang begini:

"Kamu cantik ya ga pakai jilbab, tapi sayang itu bukan kewajiban."
Atau
"Kamu lebih cantik kalau ga berjilbab ya, tapi gapapa kan ini kewajiban!"

Jadi berjilbab itu WAJIB ya!
Apapun kondisi hatimu, jilbab tetep hukumnya WAJIB, gag nunggu hatimu tertata, gag nunggu keinginanmu berjilbab kemudian dateng, gag nunggu kamu jadi baik. Berjilbab itu wajib bagi muslimah. Bukan pilihan, pakai atau enggak, tapi ya emang harus dipakai, karena apa? WAJIB.

Kuy, perbaiki diri bersama-sama. Saling menguatkan agar tetap istiqomah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?