Air mengalir dari hulu ke hilir
Mudik dan bermusim dalam naungan samudra
Saat hujan,
Ia teteskan segala keegoisan dan kepandiran dalam tanah
Berharap tiada lagi yang tersisa dan terbawa menuju muara baru
Dalam kekeringanku, ia selalu berusaha hadir
Namun awan terlalu naif untuk mendung
Matahari merah merekah, dan tiada yang bisa menjadikannya ada, kecuali Yang Maha
Air mengalir dari hulu ke hilir,
Kutersingkap dalam doa sang ibu
Ia merayuNya tuk jadikan kepahitan dalam diriku tiada
Ia hadirkan senja buatannya tuk kunikmati dikala suka dan duka
Ia kirimkan ribuan kristal cinta yang singgah dalam dada,
Dalam pelukannya, air mengalir dari hulu ke hilir
Terisak haru nan syukur, menemukan muara yang tercipta dari Yang Esa
Surga tempat kuterlahir
Mudik dan bermusim dalam naungan samudra
Saat hujan,
Ia teteskan segala keegoisan dan kepandiran dalam tanah
Berharap tiada lagi yang tersisa dan terbawa menuju muara baru
Dalam kekeringanku, ia selalu berusaha hadir
Namun awan terlalu naif untuk mendung
Matahari merah merekah, dan tiada yang bisa menjadikannya ada, kecuali Yang Maha
Air mengalir dari hulu ke hilir,
Kutersingkap dalam doa sang ibu
Ia merayuNya tuk jadikan kepahitan dalam diriku tiada
Ia hadirkan senja buatannya tuk kunikmati dikala suka dan duka
Ia kirimkan ribuan kristal cinta yang singgah dalam dada,
Dalam pelukannya, air mengalir dari hulu ke hilir
Terisak haru nan syukur, menemukan muara yang tercipta dari Yang Esa
Surga tempat kuterlahir
Komentar
Posting Komentar