Langsung ke konten utama

Diam Membawamu ke Mana-mana

Dengan pemikiran yang masih butuh berkembang dan bertumbuh, kutuliskan kekata ini dengan harap ridho dariNya, Allah Ta'ala.

"Diam tidak membawamu ke mana-mana."

Laaah, tapi aku bisa membawa diriku kemana-mana dengan diam. #DasarNgeyel&Sombong..Astagfirullah. Tidak tau kenapa aku agak kurang setuju dengan pernyataan di atas. Kenapa? Karena aku orangnya cenderung pendiam? Bukan!! Pernyataan itu seolah menyudutkan Diam. Apa ya, kayak kurang lengkap kalimat itu. Sekilas jika dibaca, orang mungkin bakal langsung menggeneralisasikan bahwa diam itu adalah sesuatu yang negatif. 
Memang diam seperti apa yang tidak bisa membawa seseorang ke mana-mana? Diam yang gag bikin orang lain bilang WAW ke kamu? Atau diam yang ga bisa bikin orang lain tepuk tangan ke kamu? Atau diam ga berkomunikasi sama Allah? Hiks. 

Setauku ada hadis shohih yang bilang gini:
Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama. (HR. Muslim no. 4912)
Biar ga berat bahasanya, aku cuma mau bilang; "Itu lho ada hadis yang ngasih tau ke kita bahwa berdoa untuk sesama alangkah baiknya dengan diam-diam atau tanpa sepengetahuan orang yang didoakan." Diam bisa membawa kita dalam kebermanfaatan kok. Diam-diam bersedekah, meski dipandang begini begitu. Diam-diam berprestasi. Dan banyak lagi diam yang bisa membawamu ke mana-mana. Jadi, kucuma mau menegaskan terutama untuk diriku sendiri, bahwa diam memiliki sisi yang baik juga.

Bagi kamu yang belum mampu speak up, gapapa kok, itu tidak membuatmu terlihat buruk. DESPACITO (versi Gen Halilintar)! pelan-pelan dan sabar. Orang kan beda-beda ya. Ada tuh misalnya di sebuah organisasi muncul sebuah permasalahan, lalu ada orang dengan powernya yang oke mengemukakan berbagai pendapatnya tentang pemecahan masalah secara gamblang, solutif, logis dan dapat diterima. Pertanyaannya, pengen ga kaya dia? Pengen, pasti ya. Tapi ternyata belum bisa seperti itu? Atau kamu merasa bukan kamu banget. Memaksa untuk speak up malah justru bikin kamu ga nyaman. Iya kok, bener, terkadang paksaan emang bikin ga nyaman kalau kitanya ga berkehendak untuk dipaksa. Saat berada di kondisi itu, jangan dulu merasa tak berdaya karna tidak bisa ngapa-ngapain di depan rekan organisasi yaaa, OK. Masih ada banyak cara kok buat membantu pemecahan masalah itu. Kamu bisa mengandalkan Tindakan! Iya, maksudku mungkin belum kapasitasmu untuk aktif berbicara, mengemukakan solusi di depan umum, tapi kamu masih bisa aktif bertindak! 

Btw berdoa termasuk bertindak lho. Mana tau kita kalau semua orang memiliki kebiasaan berdoa di situasi apapun. Jadi, sadarilah saat kamu merasa tidak bisa melakukan apa apa ketimbang orang lain, kamu masih bisa melakukan tindakan yang tidak semua orang memilihnya yaitu berdoa terus, terus, dan terus.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 186)
 Allah dekat dengan hambanya yang berdoa kepadaNya. Allah Yang Maha Besar, Yang Maha Kuasa, dan Yang Maha Tahu solusi-solusi semua masalah hambanya. Mudah bagi Allah untuk menjadikan apa yang tidak mungkin bagi kita menjadi mungkin.

Tuh, kan, kamu itu berdaya, kamu itu bisa diandalkan! Tidak harus hal yang wah, sesederhana berdoa. Intinya lakukan apapun, sekecil apapun! Yang penting niatnya besar.  

Diam bisa membawamu ke mana-mana.
Menurut pengalaman dan pengamatan, kebanyakan orang yang dipilih adalah orang yang speak up. Karena menurutku keberadaan mereka juga sangat membantu orang-orang yang hanya membawa solusi mereka sampai dipikiran. Aku pernah terbantu sama orang yang dia tuh pinter banget mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya, terbantu untuk melebarkan pola pikir dari mereka. 
Trus, orang yang pendiem jarang dipilih, kecuali yang punya skill tertentu. Kalau kamu menjadi orang ini kamu sedih gag karna gag dipilih? Aku sering ada diposisi itu, dan aku sedih saat itu karena gag dipilih. Merasa diremehkan, tidak dipercaya. Sampai aku bertanya kesana kemari kenapa ya? Masih ingat saat itu ada seorang teman menjawab; "Bagaimana orang lain akan percaya padamu jika kamu sendiri tidak mempercayai dirimu sendiri?". Its oke, walaupun saat itu aku sama sekali tidak merasa bahwa aku tidak mempercayai diriku, aku sangat menghargai pedapatnya. Itu bisa buat introspeksi di waktu-waktu tertentu. Yaps, dulu aku sedih banget karena tidak dipilih. Tapi sekarang ternyata ada yang lebih menyedihkan daripada itu, apa? Aku akan lebih sedih ketika aku tidak bisa memilih.

Memilih gimana sih maksudnya?
Misal nih, dulu aku pernah tau kalau kampusku sedang giat-giatnya memotivasi mahasiswa untuk berprestasi, dalam bidang akademik maupun non akademik. Dan salah satu prestasi yang rendah saat itu adalah di bidang keilmiahan. Wah aku bisa nih ngadain program ini itu untuk membangun minat keilmiahan, anganku. Kondisi waktu itu adalah aku tidak dipilih untuk menghandel bidang keilmiahan di organisasi kampus. Ya sedihlah. Tapi dibalik itu Allah berikan aku banyak pelajaran. Sebelum menerima kondisi, aku berada di zona yang sangat tidak nyaman menurutku. Aku merasa diremehkan, merasa tidak tau mau berkarya di mana lagi, berkontribusi (sesuai definisi kontribusi diriku) di mana lagi. Tapi akhirnya aku menyadari, tidak dipilih bukan berarti tidak bisa memilih. 
Aku masih bisa berkontribusi dengan ikut serta kegiatan ilmiah, membentuk dan memilih tim yang tepat untuk memulainya. Akupun bisa memberi kesempatan kepada diri untuk memilih orang-orang yang bersedia membersamaiku dalam berkarya. 
Jadi memilih gimana sih maksudnya? Iya, diri kamu masih punya kesempatan untuk membentuk suatu kondisi seperti yang kamu mau, memilih orang-orang sesuai kualifikasimu untuk menciptakan karya bersamamu. Dengan begitu kamu melakukan dua hal sekaligus, kamu mampu memilih seperti orang-orang yang tidak memilihmu, dan kamu juga mampu membuat seseorang merasa terpilih. 

Semoga maksud dari tulisan di atas tersampaikan ya. Aku hanya ingin membuat kamu yang setelah membaca "Diam tidak membawamu ke mana-mana." merasa bahwa kamu berada di barisan yang diam kemudian merasa tak berdaya, dan tidak berarti menjadi merasakan hal sebaliknya. Kamu berarti kok. Buktinya Allah menciptakan dirimu. Bukankah semua karya Allah itu sempurna? Iyaa termasuk diam kamu itu. Jika kamu merasa ada di barisan yang diam itu, kamu boleh kok bilang, "Diam membawaku ke mana-mana kok" Dengan hal-hal amazing yang telah kamu lakukan dan tidak ada yang mengetahui melainkan Allah. Dengan perbuatan kecil yang membuat orang lain tertolong, tanpa diketahui oleh banyak orang. Dengan membuatmu belajar untuk menjadi lebih baik, diam membawamu ke mana-mana. Diam punya arti luas, bukan? Berdasarkan fisik bisa diartikan tidak bergerak, tidak bersuara, berdasarkan tujuan punya arti tidak ingin diketahui siapa-siapa, dan arti-arti lainnya. Kalau di dalam tulisan ini pengertiannya lebih ke tidak perlu diketahui orang lain.

Keep Lowprofil! 
Wa kafaa billahi syahida (biarkan Allah yang menjadi saksi).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?