Langsung ke konten utama

Turun Stasiun Mana, Mbak?


Hari mendudukkan aku kembali di kursi peron stasiun. Antrian tiket hari ini panjang sekali. Kalau saja ada yang berbaik hati, ahahaha siapalah gerangan yang lebih peduli selain diri sendiri.


Jadwal yang selalu mundur dari yang diharapkan membuatku bertahan sejam dua jam atau barangkali tiga jam. Menunggu seolah menjadi hal yang tak perlu kukeluhkan lagi. Karena sang waktu tak ingin aku cepat-cepat pergi dari romantisnya kota Solo. Dia senang melihat aku duduk berkelana di dalam pikiran sendiri. Dia senang melihat aku memikirkannya. Dia senang membiarkan aku berbincang lama dengan seseorang di kiri kananku. Atau sekedar menatapku canggung melihat jam menit dan detiknya.


Tak semua perempuan benci menunggu. Itu benar. Karena ada yang secara tulus hati memasrahkan segala takdir dengan cara itu. Bukan aku, hahaha. Namun tetap saja kado terindahnya adalah kepastian. Seseorang bertanya kepadaku, "Kenapa kamu mau menunggu lama di peron sendirian?"
"Karena aku tau dua jam lagi kereta akan datang dan aku akan segera berangkat. Tepatnya pukul 10.40."
"Dari mana kamu tau?"
Aku tersenyum tipis kepadanya sembari menunjukkan tiket kereta di genggaman tangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?