Hari mendudukkan aku kembali di kursi peron stasiun. Antrian tiket hari ini panjang sekali. Kalau saja ada yang berbaik hati, ahahaha siapalah gerangan yang lebih peduli selain diri sendiri.
Jadwal yang selalu mundur dari yang diharapkan membuatku bertahan sejam dua jam atau barangkali tiga jam. Menunggu seolah menjadi hal yang tak perlu kukeluhkan lagi. Karena sang waktu tak ingin aku cepat-cepat pergi dari romantisnya kota Solo. Dia senang melihat aku duduk berkelana di dalam pikiran sendiri. Dia senang melihat aku memikirkannya. Dia senang membiarkan aku berbincang lama dengan seseorang di kiri kananku. Atau sekedar menatapku canggung melihat jam menit dan detiknya.
Tak semua perempuan benci menunggu. Itu benar. Karena ada yang secara tulus hati memasrahkan segala takdir dengan cara itu. Bukan aku, hahaha. Namun tetap saja kado terindahnya adalah kepastian. Seseorang bertanya kepadaku, "Kenapa kamu mau menunggu lama di peron sendirian?"
"Karena aku tau dua jam lagi kereta akan datang dan aku akan segera berangkat. Tepatnya pukul 10.40."
"Dari mana kamu tau?"
Aku tersenyum tipis kepadanya sembari menunjukkan tiket kereta di genggaman tangan.
Komentar
Posting Komentar