Langsung ke konten utama

Melingkar di WA: 20.50-21.20

Akhirnya aku bertanya kepada murabbiku.
Sebelumnya, aku tak habis pikir jika pertemuan antara pemudi-pemudi dewasa tak jauh dari perbincangan "pernikahan".
Membuat lebam telinga, terkadang. Belakangan ini aku kurang suka membicarakannya, apalagi yang membicarakan laki-laki. Karena darpada membicarakannya, menurutku lebih baik mempersiapkannya! Biar gag terlilit gelisah.

Hingga pada akhirnya aku menyimpulkan bahwa sebuah ketidakpastian itu perlu untuk dikaji atau mungkin dipertanyakan adanya, entah untuk memperoleh lawannya (read: kepastian) atau hanya sebatas untuk pelebur batas gelisah atau ketenangan belaka atau mungkin menjadi sebuah keberanian untuk bertindak menunaikan yang lurus.

"Mbak, kapan wanita berhak meminta kepastian kepada seseorang yang dicintai dan mencintanya? atau boleh kah bertanya tentang sebuah kepastian kepada 'seseorang' yang belum mahramnya?"

"Mencintai dan dicintai karena Allah itu menikah." jawabnya tegas. "Jodoh itu kita tidak tau dengan siapa, jangan terpaku pada seorang sosok, karena bisa jadi bukan dia yang Allah pilih untuk menjadi imam kita. Wallohualam." tambahnya. "Kalau tentang boleh atau tidak. Boleh, insyaAllah, tapi tidak boleh berlama-lama."

Kita sharing beberapa hal selainnya malam ini.
Cukup mengobati kegelisahan, menguatkan keyakinan, atau sekedar menegaskan diri perlahan.
Tapi, banyak yang masih ingin kupertanyakan. Hahahaha. MencintaiNya, mencintai dia karenaNya dengan cara terbaik itu butuh ilmu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?