Seorang teman memanas-manasiku
Bercerita tentang dia(yang tak ingin kusebut namanya) dan seseorang yang dekat dengannya
Aku mendengarkannya dengan seksama.
Temanku bercerita dan berkata betapa akrab mereka mengandaikan aku hanya perempuan yang memandangnya di balik jendela jauh sekali.
"Oh, iya? Terus?"
"Ooooh, bagus dong."
"Yaaa, semoga Allah memberi yang terbaik buat mereka."
Kurang lebih seperti itu tanggapanku. Hahahahahahaha (padahal cemburu buanget!!!!).
Aku tau, Allah lebih memahami bagaimana perasaanku dan perasaannya. Allah lebih menghargai bagaimana prosesku dan prosesnya.
Iya, saat kamu cemburu, cobalah tertawakan dirimu sendiri. Itu lebih adil untuk perasaanmu, daripada menerka-nerka tentang dia dan seseorang yang lebih dekat dengannya daripada kamu atau malah menangis. Iya, tertawakan dirimu dan tetaplah berjalan memperbaiki diri karena Allah. Setidaknya itu lebih bermanfaat bagimu daripada tertahan dalam kecemburuan.
Allah lebih memahami perasaanmu dan perasaannya. Maka berdoalah yang terbaik untukmu dan untuknya.
Kamu hanya perlu meyakinkan dirimu, bahwa merasa tidak pantas menjadi hambaNya lebih baik daripada merasa tidak pantas untuk menjadi pendamping dia(mu).
Jika waktunya tiba, Allah akan temukan dengan yang pantas denganmu. Sekarang, kerjakan dulu PR yang belum kamu selesaikan. Doakan saja, agar dia diberikan yang terbaik.
Hahahahahaha.
Udah udah kerjain aja tugas kuliamu~ :D
BalasHapusUdah udah kerjain aja tugas kuliamu~ :D
BalasHapusYaaaaps.. :D
Hapus