Terbangun kemudian terlelap lagi
Menatap langit tak berdaya
Tak tergerak sedikitpun dengan arus angin yang sedari tadi menghempas tubuh kuat-kuat
Mata menguntai sayup lesu
Jiwa tak kuasa memangku tubuh
Tidak.
Semua masih sebaik yang kukira.
Burung masih riang berkicau
Sayapnya malu-malu terbang menghadap dua mata bolaku
Ragu-ragu melihat senyumku
Sesekali aku berkaca di mata kecil itu
Pucat
Tetiba ia menunjukkan sebuah sarang kecil
Di ranting yang mereka sebut penghidupan
Salah satu menjelaskan padaku
Iqra
Kemudian kumerasa Engkau hadir
Tenang
Mereka bilang saat masing-masing tlah jauh dari peraduan ruhnya
Jangan pernah ragu bersiap untuk kembali
Menatap langit tak berdaya
Tak tergerak sedikitpun dengan arus angin yang sedari tadi menghempas tubuh kuat-kuat
Mata menguntai sayup lesu
Jiwa tak kuasa memangku tubuh
Tidak.
Semua masih sebaik yang kukira.
Burung masih riang berkicau
Sayapnya malu-malu terbang menghadap dua mata bolaku
Ragu-ragu melihat senyumku
Sesekali aku berkaca di mata kecil itu
Pucat
Tetiba ia menunjukkan sebuah sarang kecil
Di ranting yang mereka sebut penghidupan
Salah satu menjelaskan padaku
Iqra
Kemudian kumerasa Engkau hadir
Tenang
Mereka bilang saat masing-masing tlah jauh dari peraduan ruhnya
Jangan pernah ragu bersiap untuk kembali
Komentar
Posting Komentar