Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016
Bila mana hujan membasahi gundukan tanah merah itu Ku ingin bertanya, bagaimana keadaannya? Karena ku tak mampu menanam dan memupuk mawar di atasnya Menahan air, agar tak pergi lantas menjelaskan tentang kekeringan Bilamana kamu gersang.. Bagaimana persaan itu saat ibu mendatangimu Menengadah dan mengulurkan doa-doa ke langit ke tuju Aku duduk di sampingnya, tepatnya di depan kepalamu Melihat awan dan mencoba membentuk wajahmu Bilamana aku merindukanmu, mampukah aku menemukanmu di jannahNya? Duhai

Ketika Kamu C*****u

Seorang teman memanas-manasiku Bercerita tentang dia(yang tak ingin kusebut namanya) dan seseorang yang dekat dengannya Aku mendengarkannya dengan seksama. Temanku bercerita dan berkata betapa akrab mereka mengandaikan aku hanya perempuan yang memandangnya di balik jendela jauh sekali. "Oh, iya? Terus?"  "Ooooh, bagus dong." "Yaaa, semoga Allah memberi yang terbaik buat mereka." Kurang lebih seperti itu tanggapanku. Hahahahahahaha (padahal cemburu buanget!!!!). Aku tau, Allah lebih memahami bagaimana perasaanku dan perasaannya. Allah lebih menghargai bagaimana prosesku dan prosesnya.  Iya, saat kamu cemburu, cobalah tertawakan dirimu sendiri. Itu lebih adil untuk perasaanmu, daripada menerka-nerka tentang dia dan seseorang yang lebih dekat dengannya daripada kamu atau malah menangis. Iya, tertawakan dirimu dan tetaplah berjalan memperbaiki diri karena Allah. Setidaknya itu lebih bermanfaat bagimu daripada tertahan dalam kecemb...
Jangan terlalu riang menjadi matahari Sewaktu-waktu, pekalah pada semburat sinar yang mengapi Agar memahami, Ada yang butuh keluar dari persembunyiannya
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ.. Hemmm.. Semua akan berakhir pada waktunya A akan bertemu dengan B hingga Z B pun, hingga selesai pertemuan kesemuanya Hingga ia beristirahat dan tak disebut lagi Selama Ia masih mempercayaiku menerima nafasnya Aku masih akan tetap dan selalu yakin, Allah akan permudah setiap jalannya. Hari ini, besuk dan seterusnya.
Jadi hari ini adalah deadline BAB 2 Mata Kuliah Teknik Penulisan Skripsi, ujian dan ada acara bernama Kajian Bareng jam 06.15 harus standby di kampus. Ternyata tadi malam aku tidak berkutik untuk menyelesaikan tugas tersebut, sehingga aku memilih menyelesaikannya jam 03.30. Bangun, kemudian mandi dan sebagainya :D #gagpentingdiceritain. Lalu, ternyata aku masih sempat punya niat untuk tidur lagi. Dan aku tidur beneran hingga pukul 05.00. Landasan teori belum ada blas yang diisi. Sementara KABAR sebentar lagi juga harus dipersiapkan. Hmm~ aku memulai dari kerangka berpikir. Selesai. Lalu mencari teori tentang variabel terikat. Aku mencoba gercep, biar setidaknya jam 06.00 sudah setengah jadi, tinggal dilanjutin di kampus sambil berdoa menmohon pertolongan dariNya. Kasian orangtua kalau aku terus-terusan seperti ini, jadi dengan waktu semepet ini aku harus tetap maksimal. Kemudian terdengarlah bunyi LINE, udah pernah denger kan? Line tersebut menyampaikan kabar jika BAB 2 tidak jadi...
Keluar. Aku mengarahkan kedua bola mata ke arah pintu kamar yang sedari tadi terbuka. Angin menyergap lembut ke sela-sela ruangan. Ada oksigen yang kuhirup perlahan. Aku mengeja namamu, kemudian iseng mengartikannya. Aku menggenggam rapat-rapat, menempelkan satu per satu hurufnya di sela jemari. Tersenyum, seolah akan ada dirimu di keabadian nanti. Aku berkali-kali tersenyum mengenang kekonyolanku di hadapanmu. Tidak, benar-benar tidak malu. Aku hanya tertawa mengenangnya, berharap tidak mengulang apa yang tak semestinya kuulangi. Kamu tak pernah menegurku barang sekali. Takutnya aku tak menyadari, bahwa kamu sedang berniat untuk pergi. Hatimu berbalik. Aku tak bisa menghirup oksigen-oksigen ini saat ku tau kamu benar-benar jauh, meninggalkan anak kecil ini dengan ketidakpastian itu. Bagaimana mungkin aku bisa menghirupnya? jika kamulah oksigen dariNya, untukku. Sudah, ya, aku takut menangis.
Takdir manusia adalah memilih Namun ada takdir yang tak bisa menjadi pilihan, yaitu kematian. Kematian. Ada pilihan mempersiapkan bekalnya atau mengabaikan. Ia beri petunjuk pada kita untuk menentukan pilihan itu Takdir manusia adalah memilih Bebas memilih jalan hidup yang diinginkan Ia beri petunjuk pada kita untuk menentukan pilihan yang tepat Maka pilihlah untuk berpegang pada hikmah yang mengingatkan kita kepadaNya Kebenaran, Kebaikan dan Kebermanfaatan.
Aku hanya ingin bertanya pada diriku sendiri "Sudah makan belum?" Kamu sering menganggap orang lain sama sekali tidak peduli padamu, sebal, padahal mereka sendiri juga tidak peduli dengan diri mereka.

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...