Langsung ke konten utama

Jangan pernah berhenti, bersama(ku)


 


Saat simpul-simpul itu sulit kutemukan pada yang lain
Aku hanya sanggup tertawa, menahan cerita yang tak perlu kusampaikan

Ada daun teratai yang tetap anggun di atas air, meski tak ada yang mempertanyakan apakah ia ingin hidup sebagaimana daun lain
Ada kaktus yang selalu tegar dengan duri, namun ternyata menahan air dalam tubuhnya

Percayalah, aku selalu menciptakan bahagia
Meski selama ini tak tersampaikan padamu
Jangan percaya, jika aku bersedih
Aku bahagia, meski harus menangis terlebih dahulu
Aku bahagia, meski perlu merasakan sakit

Percayalah, senjaku, tak semendung langit sore ini
Ada langkah kaki yang mungkin hanya aku dan Tuhan yang tau jejaknya
Bukan karenanya aku tak menganggapmu ada
Justru karena kamu ada, telinga ini semakin ingin kulebarkan untukmu
Tanpa menghadirkan jejak-jejak itu dalam perbincangan hangat kita

Jadi, percayalah..
Aku sanggup menegakkan benang kusut di depanku, persis
Tuhan selalu memberi waktu
Dan sekiranya aku memang harus tau kapan memberhentikan kata maklum

Aku selalu menyayangimu, hari-harimu
Berdamai dengan hal yang tak kau sukai dalam diriku
Mengalah
Dan semakin cinta dengan hal yang kau gemari

Suasana pagi yang cerah,
Mungkin langitnya tak secerah paras kita
Namun kita bisa membeningkan dengan canda tawa kita, yang masih selalu apa adanya

Ya, apa adanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?