Langsung ke konten utama

The Filosofis Person

"Jangan ragu-ragu dan jangan menyesal."
Oke,  akan aku catat.

Suatu hari aku bertemu dengan seorang teman baru.  Sebut saja si Z. Kebetulan dia adalah laki2, karena aku juga pernah bertemu dengan perempuan yang sefrequensi dg dia. Dia adalah orang filosofis dan welcome banget terhadap jalan pikiranku dan selow dalam mengutarakan bagaimana dirinya.  Menurutku, orang sedominan dia jarang untuk bisa fleksibel dalam bertukar pikir dengan orang lain.  Dia lihai sekali menggali orang. Hahaha.  Dan aku mengagumi cara orang-orang seperti ini dalam mengetahui orang lain.  Karena dari situ mereka pandai banget memperlakukan dan memahami orang lain dengan baik. Itu bukan hal yang simpel,  karena butuh kepekaan dan kepedulian. Jarang sekali keberadaan mereka di bumi ini.

Hahaha. Sekali lagi sedikit sekali orang yang seperti ini. Orang yang mampu membuatku bisa ngobrol panjang dan berjam-jam, padahal aku adalah orang yang jarang berbicara dan mengutarakan segala apa yang aku pikirkan.  Bertemu dengan mereka membuatku ingin lagi dan lagi merasa butuh untuk berbicara dengan mereka tentang banyak hal.

Aku selalu bertanya tentang atau kepada mereka,  "Punya tulisan ga? " Karena dengan membaca tulisan mereka,  aku bisa menemukan pola atau sekedar memetakan,  parahnya lagi aku bisa mencuri ilmu-ilmu mereka, mindset dan alur kehidupan mereka.  Cara mereka memandang hidup serta segala permasalahan dalam hidup. Dan sayangnya sebagian besar tidak punya. 

Motto hidup bercetak miring di atas adalah satu2nya quotes yang si Z punya dan ciptakan sendiri berdasarkan lika liku kehidupan yang telah dia lalui. Ia mau menjelaskan dengan panjang kepadaku apa tendensi atau cerita apa yang terjadi di balik kalimat itu. 

Hmm.. aku hampir selalu punya ide,  gagasan,  atau pertanyaan bahkan bahan pembicaraan dengan mereka.

Iya,  berinteraksi dengan mereka adalah pertemuan yang menarik.  Aku suka. Kalau kamu bertemu dengan orang sejenis mereka,  beritahu aku ya.😄

Terimakasih atas pembicaraan yang hampir dua jam tanpa jeda. Semoga selalu ada kamu kamu yang lainnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?