Matahari telah memejamkan mata. Meminjam selimut bintang yang bertabur di langit.
Saat-saat seperti ini ada kotak rindu yang tetiba menjelma bulan.
Sinarnya terang, dan membuatku belajar mengingat.
Mengulas kembali gerak langkah ini
Takut ada yang terlupa.
Tentang Dia,
Tentang Ibu dan Bapak, saudara-saudariku, sahabat-sahabatku, teman-temanku, dan kamu.
Bagaimana kabar kalian?
Semoga kalian selalu nyaman menetap, mengisi ruang dalam hati dan jiwaku
Tentang tumpukan niat yang masih saja berkelok
Takutnya, aku lupa memperkenalkan manis kepada pahit
Matahari sedang membuka mata, tepat saat tulisan ini kunyatakan huruf demi hurufnya
Selimut telah dilipat.
Melihat sinarnya kembali membuatku belajar mengingatmu
Iya, kamu saudariku.
Yang telah membuatku benci padamu
Namun, justru darinya aku belajar berdamai pada rasa benci, sungguh aku benar-benar berdamai
Jika kupersilahkan hati ini menulis sendiri dengan tangannya, barangkali ada banyak hal yang kan tersurat di sini.
Tapi tak akan, takut ada yang terlupa
Ku tak sabar ingin berbagi banyak hal kepadamu.
Jika boleh kuberkata rindu. Saat itu sesungguhnya perasaanku lebih dalam dari itu.
......
- Sesungguhnya, aku masih ingin melanjutkan tulisan ini. Namun 07.00 ada kebaikan dan kebermanfaatan yang harus kujemput. Ditunggu sambungannya ya. SEMANGAT! Lillah. Lillah. Lillah.-
Komentar
Posting Komentar