Assalamu'alaikum.wr.wb (WAJIB dijawab ya!)
Hai ^^ Selamat hari Minggu malam. Kau sedang apa? Aku baru saja turun dari kereta dan berbincang ria dengan adik tingkat. Kemudian mengamati heningnya kota Solo, tepatnya di Stasiun Balapan. Tanahnya yang basah dan temaram lampunya, membuat pena dalam pikirku bicara. NOSTALGIA.
Entah tiba-tiba aku ingat hadiah yang begitu berkesan ini. Hadiah dari teman, sahabat, saudara dan guru, yang bernama Mutiara Ayu Miftakhul Hayati (Hai, Ayu! # Long time no see.). Dia, teman SMA-ku di SMA N 2 Bantul Yogyakarta. Teman di kelas X7, XI A 4, XII A4. Yups. Hobi yang paling aku tau, MENULIS. Warna kesukaannya BIRU, dan hewan favoritnya kucing :3
Dia lihai sekali berpesan dengan penanya. Dia pandai membaca puisi, menulis cerpen, karya ilmiah, qira'ah. Huaaa..kagum. Gag nyangka, orang sehina aku bisa ketemu teman sehebat dia. Alhamdulillah, dia ndak hanya mampir di kehidupanku, tapi bersemayam. Ya, berlanjut menjadi persaudaraan hingga sekarang. Bersemayam dan menyalakan puisi-puisiku. Ya, dulu, dia guruku dalam berpuisi. Dia yang mengajariku cara penekanan pada syair, tatapan mata, dan cara mendalami isi. Dia, guruku dalam berpena selain Bu Sudiasih. Dan dia juga teman yang selalu mengapresiasi setiap langkahku dalam berkarya. Dia, iya, dia.
Sayangnya, jarak memisahkan. Aku di Jogja, dia di Solo #eh, kebalik, ya? :3. Gag bisa komen-komenan karya. Gag bisa minta masukan lagi :3 #kapan2 ketemu yuk! HARUS. Ada banyak hal yang perlu kuceritakan padamu, kawan.
Aku tersepona dan terharu ketika tiba-tiba di pemberitahuan fb, ada yang nge-tag aku. Dan itu Ayuk. Waktu itu bulan November. Bukan hari ulang tahunku. Kemudian aku klik. Eh muncul puisi. Yang bikin berkesan sejujurnya ada tulisan Galih Ratna Puri Palupi(damai ya ,Yuk!). Isi puisinya sudah tidak kuherankan lagi, kece. Sayangnya kamu terlalu berlebihan, karena di mataku tidak pernah ada api :3 .
Terkejut aku membacanya. Setelah sekian lama tidak bersua, tiba-tiba dia hadir dengan anak pena yang lihai mengaduk-aduk hatiku. Jazzakumullahu khairon katsira :) . Aku tidak pernah merasa seterjebak ini ketika mendapatkan sesuatu. Boleh ya, aku tulis hadiahmu di blog abal-abalku ini :)
Engkau yang Kutulis di Sajak
(Gores pena: Mutiara Ayu)
Detik itu, aku sedang duduk di selasar senja
Dan ini balasan dariku (waktu itu) :)
Bersama anak-anak puisiku yang sudah cantik dibasuh tirta
Tiba-tiba, mereka merengek padaku minta cerita
Maka kuuntai kisah dibawah dekapan senja
Sebuah kisah tentang seorang gadis cantik rupanya
Selama mataku mampu menjabat lentiknya
Dia lah gadis yang dahulu menemaniku merajut kata
Dia lah yang menjabat hatiku, berdiri di tubir
Lantas bersama-sama menerbangkan jutaan puisi di setiap kedip dunia
Kau tahu, anak-anakku?
Saat ia berdansa dengan puisi, saat itulah pada matanya ada api
Api yang berkobar dari dasar hatinya yang berdebar
Larut orang-orang ditelan suaranya
Tercekat orang-orang dililit matanya
Duhai, bahkan bumi berhenti sejenak dari rotasi
Selesai bercerita, tiba-tiba puisiku merengek minta bertemu
Astaga, anakku, jarak mengulur tubuhnya antara kami
Waktu telah mengambil alih cerita kami
Tapi puisi-puisiku tak mau tahu
Menangis, meronta, mencipta sungai di depan selasar senja
Baiklah, aku mengalah
Duhai, engkau yang kutulis di sajak ini
Aku sampaikan pesan dari air mata anak-anakku
Mereka ingin bertemu, menjabat hatimu
Lantas kau rido mengantarnya terbang di atas samudra
Dari tubir yang kita pijaki saat jarak hanya sejari
Sudikah kiranya kau lebur harapan mereka
Sederhana saja :
Kau bacakan ia di atas langit dunia
Keyongan Kidul, 29 Oktober 2013
–teruntuk sahabatku yang mencintai puisi : Galih Ratna Puri Palupi
Baru saja, kubaca suara anak-anakmu..
Tiada lagi yang perlu dibebalkan olehnya..
Tiada yang perlu dirindukan dalam dekapannya..
Biarlah sungainya mengalir sampai bilik-bilik Bengawan Solo..
Sampai mata ini terbuka lagi..
Kemudian menyambutnya dari kesejukan pagi..
Tiada lagi yang perlu dibebalkan olehnya..
Tiada yang perlu dirindukan dalam dekapannya..
Biarlah sungainya mengalir sampai bilik-bilik Bengawan Solo..
Sampai mata ini terbuka lagi..
Kemudian menyambutnya dari kesejukan pagi..
Ketika ia lengkungkan suaramu, ketika itulah Tuanmu mampu meyuarakannya..
Biar beda cerita kami..
Namun alurnya membuatku selallu bertemu denganmu..
Bilang, pada Tuanmu..
Sekencang-kencangnya..
Sekeras bibirmu berkata..
Setegas pikirmu bicarakan hati..
Kau, aku dan Tuanmu..
Tak akan kalah dengan bentangan cerita senja..
Karena Dia.. akan segera mempertemukan
Kau, dia dan aku..
#reply puisi Engkau Yang Kutulis di Sajak= subhanallah, lembut sekali tinta-tintamu... Mutiara Ayu
(Oiyaa, ya. titik-titik di akhir kalimat emang membuat tulisan kurang enak dibaca. Pantesan waktu itu Pak Yo berwejangan, "Lebih baik titik-titiknya dihilangkan.") Hehehe.
Ini pun cinta. Cinta berkawan. :)
Biar beda cerita kami..
Namun alurnya membuatku selallu bertemu denganmu..
Bilang, pada Tuanmu..
Sekencang-kencangnya..
Sekeras bibirmu berkata..
Setegas pikirmu bicarakan hati..
Kau, aku dan Tuanmu..
Tak akan kalah dengan bentangan cerita senja..
Karena Dia.. akan segera mempertemukan
Kau, dia dan aku..
#reply puisi Engkau Yang Kutulis di Sajak= subhanallah, lembut sekali tinta-tintamu... Mutiara Ayu
(Oiyaa, ya. titik-titik di akhir kalimat emang membuat tulisan kurang enak dibaca. Pantesan waktu itu Pak Yo berwejangan, "Lebih baik titik-titiknya dihilangkan.") Hehehe.
Ini pun cinta. Cinta berkawan. :)
blog kamu cantik banget ge :3 aku jadi pengen bikin blog (lagi) *nasib orang ini gak bisa buka blog yang lama - - akhirnya stuck di kompasiana
BalasHapusAq aja gag ngerti ini blog co apa ce, Yuk! :/ wkwk. Bikin lagi ajaaa!!!!!! C: #DukungAyuk!
BalasHapuskalo bikin blog lagi... aku takut ketika masa itu datang lagi, dan aku tidak punya cukup daya untuk melawannya, maka ia akan terlantar untuk yang ketiga kalinya. definisi horor itu ya yang seperti itu menurutku ><
HapusKamu aja bilang horor apa lagi yang kamu telantarin ituuu :3 :D buruan dipeluukk pake titik n kata terbit :p #manas2sin
BalasHapus