Allah hadirkan sebuah rasa pada diriku. Rasa rasa yang menyiksa dan penuh dosa jika tak kujaga. Oh, apa ini suka ataukah duka? Ini dusta atau benar-benar cinta? Oh, aku tersiksa, bingung bingung bingung. Bingung di mana raga di mana nyawa. Ling lung.
Allah hadirkan sebuah cerita lewat dua mata. Hanya dua mata kemudian ia muncul dan mengalir begitu saja.
Cerita yang membuatku begitu tersiksa. Membutakan dua sudut jiwa. Oh, inikah rasanya? Ini apa oh ini apa? Tersiksa aku kaku takut terhadang nestapa. Rabb, ini apa? Cerita ini, aku tak sanggup menyambungnya. Cerita ini tiada temu dengan yang pasti.
Allah, kau kembali bangkitkan rasa yang dulu putuskan asa.
Kau bangkitkan kembali kemudian aku tersiksa.
Aku belum pantas mengatakannya cinta
Aku ingin berjalan seperti biasa
Tersenyum lega dengan dia yang kau jadikan tokoh utama
Semoga sajak ini tak lagi tertulis di depan sang surya
Yang kemarin masih bersuka cita menyapa berkilau cahaya
Betapa rindu
Rindu
Rabb, gantikan dia menjadi siluet murni.
Jika diujung waktu kitalah tangan yang tergenggam.
UntukMu, Aku dan Diaku.
Biar dulu kurindukan Mentari kemarin
-Kos Kepatihan, 7 Oktober 2014, dalam kebisuan hati yang mendalam-
Allah hadirkan sebuah cerita lewat dua mata. Hanya dua mata kemudian ia muncul dan mengalir begitu saja.
Cerita yang membuatku begitu tersiksa. Membutakan dua sudut jiwa. Oh, inikah rasanya? Ini apa oh ini apa? Tersiksa aku kaku takut terhadang nestapa. Rabb, ini apa? Cerita ini, aku tak sanggup menyambungnya. Cerita ini tiada temu dengan yang pasti.
Allah, kau kembali bangkitkan rasa yang dulu putuskan asa.
Kau bangkitkan kembali kemudian aku tersiksa.
Aku belum pantas mengatakannya cinta
Aku ingin berjalan seperti biasa
Tersenyum lega dengan dia yang kau jadikan tokoh utama
Semoga sajak ini tak lagi tertulis di depan sang surya
Yang kemarin masih bersuka cita menyapa berkilau cahaya
Betapa rindu
Rindu
Rabb, gantikan dia menjadi siluet murni.
Jika diujung waktu kitalah tangan yang tergenggam.
UntukMu, Aku dan Diaku.
Biar dulu kurindukan Mentari kemarin
-Kos Kepatihan, 7 Oktober 2014, dalam kebisuan hati yang mendalam-
Komentar
Posting Komentar