Langsung ke konten utama

Genggaman Tangan

Sebelum menelisir butir-butir yang disebut kata. Janganlah kecewa. Karena alurnya jauh dari sempurna. Karena hati yang bicara, dan sedikit logikanya :). Tak apa, semoga kau dapat mengambil hikmahnya.

Kau kenal EDCOUSTIC?
Belum?
Searching sendiri ya, ke eyang Google. :)

Ini salah satu lagu karya Edcoustic, judulnya :.

Cinta Berkawan

Seutas tali memadu simpul tawamu duhai kawan
Simpulnya jatuh dipelupuk nurani yang tertambat cinta
Cinta berkawan bersama nikmati semusim masa

Disela kehangatan berkawan adalah aku pandang
Satu persatu garis wajah duhai kawan penuh harapan
Andai saja slalu bersama setiap masa sehati

Reff :
Suratan Tuhan kita disini menapaki cerita bersama
Cinta berkawan karna sehati dalam kasih Illahi
Tepiskan hal yang berbeda agar kisahmu teramat panjang
Simpan rapi harapan berkawan selamanya.

Aduhai, syahdunya berkawan itu :). Bersyukur untuk kamu yang diberi kemampuan lebih dari Tuhan untuk lebih mudah menemukan mereka (selamat, untuk kamu yang lihai komunikasinya). Kadang aku bertanya, mengapa tangan kita ada dua? Mengapa terhimpun sela di antara lima jari manusia?

Dalam hilir mudik keresahan entah kenapa selalu kutemui kebahagiaan di perjalanan keluar dari keresahan tersebut. Dipertemukan dengan orang jutek, cuek, ramah, introvert, ekstrovert, melankolis, plegmatis, koleris dan berbagai karakter lain memiliki makna tersendiri bagiku.Ah, mana ada sisi kehidupan yang tak dapat dimaknai. Bahkan ketika kau menepuk pundak, atau sekedar berkata "Hey".. itu ada maknanya. Berkata "Bajumu bagus hari iini" itu ada maknanya. 

Kemudian. Berhari-hari aku mencari jawaban. Ada satu bekal yang lupa aku bawa, yaitu keberanian. Btw ini ngomongin apa sih?entahlah. Ya, aku selalu ketakutan memulai sesuatu, takut melangkah, taku menginjak duri dan terpenjara sakit hati. Ah, takutlah pokoknya. Tapi kemudian akupun berdoa agar Dia memberikan aku kekuatan, aku ingin mempunyai alasan mengapa aku berhak bertahan di hidup ini. 

Aku beruntung, karena angin disekitarku tak sekencang angin Tornado di Amerika yang meluluhlantakkan tempat singgah(hati), memporak-porandakan lingkungan sekitar, Puting Beliung yang sering terjadi di berbagai daerah. Anginku kini tenang-tenang saja. Bagaimana bisa aku tidak bersyukur?  Kehidupanku yang sebenarnya adalah biasa saja. Jika ada masalah maka mungkin saja aku sendiri yang membuatnya. Kemarin, aku sering sekali menyebut-nyebut, mengeluhkan kemampuanku sendiri dan mengelu-elukan kemampuan orang lain dalam berkomunikasi. Sungguh, aku merasa bersalah dengan jati diriku sendiri. Sudah berapa lama aku menelantarkannya dengan seganjil keluh kesahku akan dirinya? Astagfirullah. Syafakillah, duhai hati. Semoga aku lekas bisa mengobati laramu.

Aku berjalan kembali. Dan tak akan pernah berhenti. Lagi-lagi aku memulainya dari Psikologi. Psikologi yang akhirnya menjadi takdirku kini. Menjadi rezekiku. Rezeki dari Tuhan yang mungkin ada harapan tersembunyi darinya kepadaku. Ada hal yang tersurat. Ada cinta yang mungkin lebih besar dari cintamu kepada pujaan hatimu. 

Semester satu hingga semester dua, aku mengejar impian menjadi seorang aktivis kampus, aku mengejar impian mendapat ip cumloude, aku mengejar impian menjadi dokter. Sebenarnya bukan aktivis, lebih tepatnya ingin memberi kontribusi yang lebih untuk kampus ini. Meskipun aku tidak bisa apa-apa, tapi apa gunanya ada kata BELAJAR?Percayakah?Kau tersenyum dengannya saja, itu sudah kontribusi. Untuk kemudian senyum itu disalurkan menjadi hal yang jauh dari keresahan. Senyum, iya, senyum. :)

Tersenyumlah, tersenyumlah, kawan. Meski masih jarang kulakukan. Yakinlah, selalu kuusahakan.

Intinya semester satu dan dua aku introvert. Aku bahkan merasa "gething" (terjemahan: sebel) melihat orang-orang di sini. Karena dari awal masuk memang ada hal yang membuatku agak susah membuka diri.  Ada deh pokoknya. Dan tidak ada yang menanyakan oleh karena itu kemudian aku memutuskan untuk tidak lagi mengklarifikasi hal tersebut dan memilih melupakan. Di sisi lain aku tidak ingin seperti waktu itu. Bagaimanapun aku butuh membagi dan berbagi. Bagaimanapun aku harus keluar dari situasi yang skarat ini. Aku tidak sanggup kemana-mana sendiri, aku tak mampu terus menerus mengabaikan teman sendiri. Kemudian, aku punya janji kepada Tuhan. Waktu itu aku bicara, "Ya, Allah, jika muaraku di sini mantapkanlah. Jika bukan, maka mudahkanlah aku mencari jawabannya. Dan jika YA maka mudahkanlah aku untuk berubah." Biasa saja sih. Yang spesial adalah ada janji tersirat di situ. Janji Illahi kepadaku dan aku kepadaNya :)

Dan akhirnya aku tidak galau lagi. Akhirnya. Akhirnya muara itu semakin menjelaskan. Mengapa?Bagaimana?Apa?Ya, setidaknya aku sudah menemukan jawaban dari tiga pertanyaan itu.

Aku memutuskan. Dan kemudian Tuhan mempertegas dengan segenap kemudahan yang Ia kirimkan kepadaku. Awalnya aku mulai ikut sebuah acara menyambut Maru(mahasiswa). Zein yang membuatku datang waktu itu. Adik kelasku menjadi bagian dari keluarga besar nan solid di Psikologi. Berkaca. Semoga dia tidak seperti kakaknya :). Semoga dia lebih baik. Sampaikan, bahwa aku menyayanginya. Dari acara itu, kemudian aku merasakan. Dan akhirnya aku ketagihan. Dan hal yang kuinginkan datang begitu saja tanpa kuundang untuk datang menghampiri. Tidak tahu, mengapa aku selalu dipertemukan dengan orang-orang yang hebat di sini. Tidak tahu juga mengapa setelahnya, aku dipertemukan dengan orang yang hebat, namun tak terlihat. Kemudian diberi kesempatan untuk sekedar saling bertegur sapa, tersenyum dan bercerita. Ah, hal  itu memang mengasikan. Sudah lama sejak masuk kuliah aku tidak merasakannya. Sebegitunya aku menutup diri.

Tapi aku masih susah untuk tidak pulang ke kampung halaman setiap jumat sabtu dan minggu. Mendengar bunyi kereta yang merdu saja sudah teringat teras rumah, apalagi kalau aku datang ke stasiun melihat wujud kereta Sri Wedari seutuhnya, mungkin langung keinget rumah dan seisinya, Balekambang dan desa-desa yang mengelilinginya. Kemudian Tuhan membuatku memiliki sebuah kekuatan. Sebenarnya aku merasa sangat malu ketika diperingatkan. Malu karena belum bisa memperingatkan diri sendiri sehingga harus orang lain yang mengingatkan. 
"Keluarlah dari Zona Nyaman." banyak sekali yang mempersembahkan kalimat sederhana itu kepadaku. Awalnya aku menjawab dalam hati, "Ah, itu pasti ada waktunya." Dan kemudian aku bepikir kembali. KAPAN? Siapa yang dikelilingi zona itu?Siapa yang butuh keluar? Aku.___.
 Kemudian, ketika aku mengeluhkan kemampuan komunikasiku, ada seorang kakak tingkat bilang, "Dek, percayalah, itu bisa dilatih.", "Bagaimana orang akan tau maksudmu jika kamu tidak membicarakannya?"
Walaupun kemudian segala pernyataan dari mereka terbalas dengan diamku, namun sungguh  sudah ada jalan pikir sendiri yang memang hanya bisa kupikirkan ketika aku diam. Ah, mereka sudah mempunyai tempat tersendiri di hatiku :)).

Dan kemudian, di saat-saat libur. Aku tidak menyangka. Aku senang. Aku bahagia. Karena tumben-tumbenan anak psikologi ada yang peduli dengan seorang Galih, yang tidak bisa apa-apa di sana. Bisanya cuma diem, gag nyambung diajak ngobrol. Kepedulian itu berawal dari sebuah pesan singkat. Pertanyaan yang sederhana namun sangat berkesan. Dan yang memulai topiknya adalah blog ini. Ya, kami berbincang tentang blogger. Sekedar bertanya link, kemudian membacanya, kemudian saling mengomentari, dan hal lain. Dan Allah benar-benar mempertemukan kami. Allah memberi sebuah kekuatan. Allah mempertemukan aku dengan seorang teman bernama Arifatul Bahirah dan juga Zein Noor Zakiyah. Dan berawal dari situ, aku kemudian memaknai arti sebuah genggaman tangan, arti yang sudah mampu menjawab segala pertanyaan tentang tangan dan jemari.









Komentar

  1. Hahaaa.... galiih, galiiih! wkwkwkwk
    See this post then...

    http://atmosphere-of-words.blogspot.com/2014/10/dariku.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Y?

 (Line) "Ka Galih.." seorang adik dari jauh sana, dari Semarang lebih tepatnya. Siang-siang menghubungiku yang sedang asik menulis layar leptop. "Y?" jawabku singkat. Kemudian aku menengok hp lagi. Aku tersenyum tipis. Dia hanya ngeread. Bukan masalah. *** "Ka Galih.." "Ka Galih marah?" "Astagfirullah, kenapa mikir gituuh?" "Kirain marah." "Enggak marah kok. Kenapa sih emang?" "Abis jawabnya cuma Y" "Ckakakakakaa, ya ampun. Maaf deh kalau aku jawabnya singkat." Untung ya, dia bersegera tabayyun, bisa-bisa aku jadi orang yang no problem kalau di mata kuliah teknik konseling, padahal ada yang ngira aku marah gara-gara gaya chat. Sebenarnya ga hanya gaya chat, sekarang cuma diread doang, trus balesnya lama, dan lain-lain bisa bikin orang lain bete . Tapi, aku yakin pertemanan ga sesempit itu, bukan?