Belanja di Mall?
Saya senang sekali cuci mata di sana. Memasukki satu persatu deretan toko. Melihat baju, sepatu, buku, tas, dan lain sebagainya, dengan temanku. Ya, memang hanya ada dua pilihan ketika itu, dompet tebel atau siap mental. Hahaha. Karena selalu ada barang yang diinginkan.Ya kan?
Tapi, aku merasa bersalah ketika mengajak ibuku pergi ke Mall. Apalagi ketika beliau mulai mengeluh kecapean, sedangkan aku masih bersikeras mendapatkan apa yang aku inginkan. Astagfirullah, teganya anakmu ini. Kurang sayang apa ibu padaku, saat kecapean masih mampu memenuhi segala keinginanku, bercerita dan tertawa. Dan setelah itu, setelah mendapatkan apa yangku ingin, aku tak mau bertanggungjawab dengan kelelahannya. Sedih, jika mengingat hari itu.
Aku tidak mau lagi mengajaknya jalan kaki dari Pasar Beringharjo ke Matahari Mall, hanya untuk mengabulkan keinginanku. Bukan karena aku malu.Tapi, Ibu sudah cukup lelah mendengar list keinginan-keinginanku, apalagi beraksi mewujudkannya. Biarkan aku pengganti kelelahanya:). Nafasnya terlalu berharga untuk di sia-siakan.
Tolong, makna tidak datang dari awal. Dia muncul dari apa yang kita usahakan. Jadi, perlakukan Ibumu sebaik mungkin, agar kita tidak terlambat memaknai kebersamaan kita dengannya. Ibu.
Saya senang sekali cuci mata di sana. Memasukki satu persatu deretan toko. Melihat baju, sepatu, buku, tas, dan lain sebagainya, dengan temanku. Ya, memang hanya ada dua pilihan ketika itu, dompet tebel atau siap mental. Hahaha. Karena selalu ada barang yang diinginkan.Ya kan?
Tapi, aku merasa bersalah ketika mengajak ibuku pergi ke Mall. Apalagi ketika beliau mulai mengeluh kecapean, sedangkan aku masih bersikeras mendapatkan apa yang aku inginkan. Astagfirullah, teganya anakmu ini. Kurang sayang apa ibu padaku, saat kecapean masih mampu memenuhi segala keinginanku, bercerita dan tertawa. Dan setelah itu, setelah mendapatkan apa yangku ingin, aku tak mau bertanggungjawab dengan kelelahannya. Sedih, jika mengingat hari itu.
Aku tidak mau lagi mengajaknya jalan kaki dari Pasar Beringharjo ke Matahari Mall, hanya untuk mengabulkan keinginanku. Bukan karena aku malu.Tapi, Ibu sudah cukup lelah mendengar list keinginan-keinginanku, apalagi beraksi mewujudkannya. Biarkan aku pengganti kelelahanya:). Nafasnya terlalu berharga untuk di sia-siakan.
Tolong, makna tidak datang dari awal. Dia muncul dari apa yang kita usahakan. Jadi, perlakukan Ibumu sebaik mungkin, agar kita tidak terlambat memaknai kebersamaan kita dengannya. Ibu.
Komentar
Posting Komentar