Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Salah Satu Kekonyolan Zaman SMA

Hari itu, aku lupa. Pelajarannya pun tak ingat. Lebih jelasnya, saat itu Bu Marzukoh marah kepada kami sekelas, dan tidak mau mengajar kelas kami hari itu. Kemudian, aku dan seorang teman bernama Mutiara Ayu, berinisiatif  untuk mendatangi beliau ke kantor. Kami mewakili siswa kelas XI IPA 4 minta maaf kepada beliau karena ramai dan ngobrol sendiri-sendiri saat beliau mengajar di depan kelas. Alhamdulillah, setelah mendapat nasehat panjang, beliau mau untuk mengajar kembali. Saat itu masih jam ngajarnya beliau. Kami pikir saat itu beliau akan masuk kembali minggu depan, sehingga berpikiran bahwa kelas kosong. Kami berdua ke perpustakaan sampai jam mata pelajaran yang kami kira kosong ini habis.  Setelah bersantai-santai di perpustakaan, kami kembali ke kelas. Ada salah satu teman kami menyampaikan, "Ge, kowe karo Ayuk mau digolekki Bu Marzukoh, kon menghadap beliau ke kantor guru." (read: "Ge, kamu dan Ayuk dicari Bu Marzukoh, disuruh menghadap beliau ke kantor guru...

Salah Satu Hal

Salah satu hal yang membuat Solo(khususnya di daerah Tegalharjo) lebih asik dan seru dari tempat tinggal asal (Bantul) adalah jarak tempuh ke Gramedia. Gramedia terasa sangat jauuuh dari Bantul, 40 menitan dibersamai jalanan yg ramai dan terkadang macet. Setelah di Solo, I'm so excited..karna kalau mau ke Gramedia tinggal "cling" 15 menit sampai dengan mengendarai motor. Dan kalau ga ada motor, tetep bisa ke sana naik Batik Solo Trans (4,5k) di mana haltenya juga deket ditempuh dengan jalan kaki dari Kosan. Sehingga sewaktu-waktu jika ingin mencari hening, aku bisa pergi ke sana sesuka hati ^^ Aku tidak tau, sejak kapan aku jatuh cinta dengan tempat   bernama Gramedia.

Represi

Kemarin kakak kandung laki-lakiku mengantar ke sebuah toko buku terbesar di kota. Aku bahagia sepenuh hati, kali pertamanya aku pergi ke toko buku bersama masku. Rindu yang buncah kini menggema. Seolah nyata. Dia dengan riang mengajakku berkeliling, ke pusat perbelanjaan memenuhi kebutuhan ibu, ke kebun mawar, ke kebun sedap malam, ke kebun lily, ke kebun dahlia, ke telaga Sarangan, main ke kosanku dan akhirnya pulang lagi ke rumah,berkumpul di dapur menyantap cerita renyah. Aku sangat merasakan ada keutuhan itu. Suasana utuh yang kurindu seperti pulang. Cerita-ceritaku yang belum selesai seakan tersambung kembali. Terakhir aku melihatnya tertawa lepas, matanya memandangku penuh kasih sayang dan hangat. Dia tampan mengenakan kemeja kotak-kotak hitam dan celana kain dengan warna seirama, pakaian yang paling sering dipakai. Waktu aku ingin bilang kepadanya , "Ternyata mas,masih ada :) !" aku sudah kadung bangun duluan.

Kamu mau apa?

Mau sesegera mungkin balik ke Jogja. Menjemput ragam aktivitas dan hidup kembali di kota ini. Jadi relawan teras dakwah, dan organisasi yang menjembatani dekatku dengan Yang Esa. Atau membangun karya serta usaha bersama sahabat-sahabat tercinta. Juga mengumpulkan ilmu sampai akhirnya ada yang menjaga. Iya, aku akan sesegera mungkin kembali ke Jogja :"))

Untuk Nama yang Ku Tulis Hati-hati, dalam Hati

  Di titik nol Malioboro Kau bilang akan berlari, dariku Lantas kubilang, aku takkan mengejarmu! Aku akan berhenti Di titik nol Malioboro Kau tlah pergi jauh menghilang Jejak kakimu melanglang Temaram telah meniup bayanganmu terbang Di titik nol Malioboro Aku tetap berhenti Teringat namamu yang ada di dalam hati Kau lupa membawanya lari

Duhai, Syafakillah yaa^^

Setelah gagal bersabar untuk melalui semua ini di Solo, dan baru berencana pulang setelahnya.. akhirnya Ibu dan Mas Ipar yang selalu mau kurepotin sedang dalam perjalanan menuju Solo, tepatnya kos kepatihan. Iya, akhirnya aku pulang. Tamu-tamu ini sungguh tak tau diri dalam menyita seluruh pertahanan tubuhku. Huhuuuuu Huhuuuu Cuma bisa senyum2 nangis saat ada teman kos yang tetiba masuk membesuk. Ya Allah, terimakasih atas rezeki teman baik, terutama teman kos yang bersedia menjadi relawan, Grace yang beberapa kali nyariin makaaan, Echa yang mau ngrebusin air, Aisha yang suka kritis nanya, "Hari ini udah nangis apa belum?" Hahahaha, Arum, Cia, Ulva, Cora, Mbak Avi, Dek Resta, Dek Manda dan dek Maulid. Daaan Merry yang tetiba mau mampir kosan walaupun udah kubilangin kalau kulagi kedatangan tamu yang bisa nular sesuka hati, makasi ya Mer..dah mau nemenin ke bengkel meriksain pitungku😆. Alhamdulillah. Seharian ini tidur rasanya ndak enak banget. Panas dan ga tahan...
Sebagai mana fitrah itu turun dari langit yang membiru dari rindu yang membukit dari airNya yang berhulu ke telaga tenang Sebagaimana seharusnya, Mencintaimu tak membuatku merasa sakit :)

Kau Harus Hidup

Hiduplah dalam puisi-puisimu Jika dunia segan membuatmu hidup, atau dirimu sendiri yang enggan hidup di sana. Tinggalah dalam rima-rima yang kau ingini Hidup dan berkembanglah dalam cerita-ceritamu, Barangkali tokoh-tokohnya lebih mengerti apa maumu Barangkali tinggal di sana akan membantu dirimu jujur dengan hati dan logika-logikamu Hiduplah di sana, dan jangan kembali Aku tak ingin kau sakit

TEntang (sebuah) MAntra kehidupaN

Pergilah jika ingin pergi. Di dunia ini, malam tetaplah malam. Sepi dan gelap. Bintang menjadi sesuatu yang didamba karena sinarnya yang terang dan mampu memberi nyawa keramaian. Kamu suka keramaian kan? Sedangkan aku adalah hening. Bulan dirindui keramahan lengkung senyum sabitnya. Ah tapi tak juga. Malam tetaplah malam. Sunyi. Jarang orang yang suka sunyi, jarang orang yang suka sepi. Tapi pada akhirnya hanya malam yang meminjamkan waktu merebahkan diri, dan bercengkrama dengan hati, sambil menunggu matahari. Suatu saat ku semakin terjerembab dalam penjara yang menjebak satu persatu pemikiran. Suatu saat sekujur tubuhku kaku. Dan pada akhirnya pula, hanya Tuhan yang menyelamatkan aku. Pergilah jika ingin pergi. Karena sedari dulu ku menyadari, kau akan pergi. Mana ada yang mencintai malam tanpa bintang dan bulan?