Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Bebas #2

Balekambang, 8 Juni 2013 Pembunuh Naluri Gores pena: Grpp Dalam rentetan senyummu Aku berpikir Namun, semua terasa tersumbat Batu besar hitam seperti menghadang masa, rasaku Membunuh satu per satu dedaunan di atas tanah Memusnahkan promotor, mendatangkan belatung Hancur lebur otak kiri kananku Luluh lantak indah ku rasa kelam Hancur Tak mampu tertata lagi Tak sanggup ku tata kembali Sesuatu yang kucari Tiba-tiba hilang Menjauh dari memori Terbunuh diamku

Bebas #1

Dalam Sajak, Kuselipkan Cinta(Untukmu) Gores pena: Galih Ratna Puri Palupi Hari ini, kedua mataku terasa damai Ketika di atas sana, pelangi melengkungkan warna keagungan Berawal dari putih, tercipta jingga, dan terkumpul merah, hijau, biru Hari ini, kedua telinga melebarkan daunnya Mendengar ribuan melodi cinta yang sendu Ciptaan para penyair, yang sajaknya membuat hatiku terpikat Jika pelangi pudar, biar kuganti warna-warni syair Sang Pujangga Tapi, selama namaNya masih kusebut Aku yakin, segala yang membuatnya indah, tidak akan pernah pupus Seperti bahagianya bulan menerima kilauan sinar bintang Dalam kesendirian, merindukan pelukan Mentari Dan di antara malam, biar kutitipkan rindu dalam gelapnya Ah, apa aku tak punya bait lain, selain sajak kerinduan? Cukup Tak perlu ku berkeluh memikirkan bait dan sajak untuk menjadi seirama Sehati dengan para pembacanya Yang terpenting, Dia Maha Tahu, siapa yang kusebut namanya, dalam doaku ...

Bebas

Untuk Dia yang Kuinginkan Gores pena: Galih Ratna Puri Palupi Di sudut dermaga Aku terjerembab dalam lembayung senja Erat dengan perahu-perahu yang lekat dengan jerat temalinya Di sudut, tempat ribuan kristal menyelinap dalam butiran pasir Tak sempat kunyatakan Tak mampu kuungkapkan Bunga-bunga hati yang menghiasi empunya Di kepalanya menjulur kain   hijau toska Tak pernah terlihat belaian demi belaian rambutnya Lembut ku lihat lengkungan senyumnya Membersamai bintang yang membias sinarnya Diantara samudera Di sudut dermaga Dia saksikan purnama dalam temaram Ditulis dengan pena kerinduannya Tuhan, pertemukan kami di SurgaMu -Surakarta, 21 Februari 2014-

Bukan KITA, tapi KALIAN :)

Dari hal itu saja sudah terlihat jelas Dari hal itu saja terjawab sudah Dia yang selalu menulis namamu :') Dan kamu yang selalu terlihat menggebu berbincang dengannya :') Kalian :') Dia yang selalu bisa menjaga Dan aku yang tak tau diri Dia yang sudah lama dekat Dan aku yang baru saja datang   Kalian :) Jangan pernah beri tau aku Tentang itu.

Ketika Cinta Mulai Berasumsi

Melewati masa ini (itu) menjenuhkan Melalui masa ini (itu) cobaan Melangkahi masa ini (itu) membahayakan Karena berbicara tentang menjaga, berbicara pula tentang caranya Berbicara tentang caranya, berbicara pula tentang resikonya Berbicara tentang resikonya, memunculkan tanda tanya tentang sebuah keteguhan diri Ah, apa mungkin? Melewati masa ini (itu) menyiksa Melalui masa ini (itu) menguatkan Melangkahi masa ini (itu) mengevaluasi Semoga Tuhan berkenan Menyampaikan Percayalah, menjaga adalah cara terbaik.  Mengungkapkan rasa dalam setiap doamu adalah cara teromantis Yakinlah,  Tuhan selalu memberi hadiah terindah pada setiap makhlukNya Bersabarlah, menunggu saat-saat itu tiba

Yang Tak Terlupakan

Assalamu'alaikum.wr.wb (WAJIB dijawab ya!)  Hai ^^ Selamat hari Minggu malam. Kau sedang apa? Aku  baru saja turun dari kereta dan berbincang ria dengan adik tingkat. Kemudian mengamati heningnya kota Solo, tepatnya di Stasiun Balapan. Tanahnya yang basah dan temaram lampunya, membuat pena dalam pikirku bicara. NOSTALGIA.  Entah tiba-tiba aku ingat hadiah yang begitu berkesan ini. Hadiah dari teman, sahabat, saudara dan guru, yang bernama Mutiara Ayu Miftakhul Hayati (Hai, Ayu! # Long time no see.). Dia, teman SMA-ku di SMA N 2 Bantul Yogyakarta. Teman di kelas X7, XI A 4, XII A4. Yups. Hobi yang paling aku tau, MENULIS. Warna kesukaannya BIRU, dan hewan favoritnya kucing :3 Dia lihai sekali berpesan dengan penanya. Dia pandai membaca puisi, menulis cerpen, karya ilmiah, qira'ah. Huaaa..kagum. Gag nyangka, orang sehina aku bisa ketemu teman sehebat dia. Alhamdulillah, dia ndak hanya mampir di kehidupanku, tapi bersemayam. Ya, berlanjut menjadi persaudaraan h...

Untuk yang Selama Ini, Menjelma menjadi Rasa Cinta

Salah selama ini jika kamu mencariku untuk sekedar menemukan dan mendapatkan harta karun. Karena aku tak memilikinya . Aku hanya punya senyuman. Itu saja hanya titipan. Titipan dari Tuhan, untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah. Jangan pernah pergi meninggalkan orang dengan segenap keterbatasan ini Matanya yang masih buta Bibirnya yang masih bisu dan telinganya yang masih tuli Kulitnya yang mungkin masih tak sanggup merasa belai angin di sekelilingnya Memerlukanmu tuk sekedar mengajariku memaknai hidup ini Mempersiapkan perbekalan diri Jangan pernah pergi meninggalkan diammu Membekas menempa ribuan tanda tanya dan rasa bersalahku Jangan siksa aku dengan diammu, mohon Tepuk pundakku dan sadarkanlah Maafkan khilaf ini Dan bertahanlah, menjadi sahabatku Abadi di Surga nanti Biar kita persiapkan perbekalan itu, bersama. Aku mencintaimu karena Allah Untuk semua yang dipertemukan denganku melalui sebuah perkenalan, dariku yang tak bisa banyak bicar...