Langsung ke konten utama

Postingan

Hai, Apa Kabar?

Hai, apa kabar yang sudah lama tak jumpa? Apa kabar yang sudah enggan menyapaku? Eh, atau aku yang enggan menyapa. Maafkan aku. Jika kamu rasa ada yang berbeda denganku. Bertahan atau pergi, adalah hak. Pun, aku takkan memaksamu bertahan, jika dirasa tidak nyaman. Di sebuah relasi yang membuatku asing, tak tau menau disaat yang lain diberi tau, sungguh membuatku jadi lebih enggan. Eh tapi itu hanya enggan. Aku akan tetap bertahan, setidaknya dipertemuan antara mataku dan pergantian malam, namamu selalu kudoakan. Maafkan aku. Jika tak lagi selalu ada. Menyambut hari² pentingmu. Yang jelas, aku selalu senang setiap tahu bahwa kamu dan keluargamu sehat.  Maafkan aku. Belum banyak mengirimkan banyak hadiah. Tapi yakinlah, bahwa itu bukan satu²nya simbolis tuk menandakan rasa sayangku. Semoga kabarmu baik² saja. Aku di sini sedang mencukupkan diri. Sedang memenuhi diri. Suatu saat, rasanya ingin kembali lagi bercengkrama seperti dulu. Jika masih diizinkan masuk.
Postingan terbaru

di Teras Hati, sore ini

 Hai, apa kabar kamu yang sekarang? Sudahkah lebih nyaman dengan diri dan sekelilingmu? Bagaimana dengan ekspektasi-ekspektasi itu, apakah terkelola dengan baik? Berapa kali kamu tersenyum karena betul-betul bahagia menikmati hidup ini? Sudah berapa kali kamu berpikir bahwa kamu berharga dan patut diperjuangkan? Aku tidak percaya sampai saat ini, bisa tumbuh dan bertahan di raganya orang sepertimu.  Orang yang selalu merasa tidak cukup dengan dirinya.  Orang yang selalu mengupayakan yang terbaik untuk orang lain, namun belum pernah sekalipun merasakan diupayakan bahagianya oleh orang lain. Iya, aku tau ini bukan tugas orang lain membahagiakan dia, tapi dia begitu butuh itu.   Orang yang selalu menusuk-nusuk dirinya dengan berbagai penilaian negatif. Orang yang sebenarnya sangat ramah, baik hati, lembut, setia kawan, jujur, namun tak pernah lihai mendedikasikan setiap pilihan hidup untuk dirinya.  Bahkan masih tidak percaya, karena setiap aku tanya keinginannya a...
Aku tidak pernah memberi batas diri untuk menerima segala kurangmu. Tapi entah kenapa rasanya aku butuh kamu untuk membuatku merasa aman. Dan ternyata kamu tidak mampu. Aku baru sadar di situ batas mampuku. 

Untuk Ge di Masa Depan dari Ge hari ini

Hai, Ge. Terima kasih sudah mencintaiku. Aku juga sedang mencoba mencintaiku setulus itu, Ge.  Ge, aku dah tiga hari ngga makan. Tapi tenang aku tetep minum. Hari ini aku mencoba makan, ibu memasakkan makanan kesukaanku. Tp entah kenapa rasanya hambar. Ge sabar yaaa..  Aku pasti bisa jadi kamu yang lebih berharga dan berdaya. Tunggu aku .. 

Teruntuk dan Dari Diri Sendiri

Kuhanya ingin duduk, diam membisu. Membiarkan pikiranku mencari jawab atas sesuatu. Ah, tak harus menemukan jawabannya, hanya kuizinkan saja saat ini untuk keluar Tanpa kutahan "Gaboleh mikir kayak gitu!" Kuingin duduk. Mengakui keresahanku. Atas tanyaku selama ini, yang selalu kucari Yang lebih berani kuutarakan di depan cermin Maafku kepada diri. Karena telah melarangmu melakukan banyak hal. Saat kamu ingin bernyanyi leluasa, kubilang jangan. Saat kamu ingin bersedih, kubilang kamu harus kuat dan tanpa sadar kamu menahan banyak gundah Tanpa ku tuntun mengurainya satu per satu. Aku bahkan tak mengizinkanmu tuk leluasa berkomunikasi dengan orang yang sangat kau cintai, dulu Aku selalu meminta dirimu untuk jadi yang sempurna dan ideal Bahkan sampai dirimu yakin telah menemukan orang yang kau cari, kutetap menahanmu tuk tidak berinteraksi Hingga akhirnya kamu menerima kenyataan bahwa dia benar-benar pergi Tidak ada dia lagi di hidupmu, kini, Maafku ke...