Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Mencintai Kehilangan

berjalan.. berlari.. hati tertindih.. sulit tapi harus aku putuskan jalanmu.. jalanku.. belum sempurna.. biar masa depan yang sempurnakan suara-suara batinku melepaskanmu lirih-lirih jiwaku membasuh pilu takdir yang Kau beri menguji hatiku terasa menyesakkan kehilangan ini.. tangis yang Kau beri membuka mataku bahwa cinta yang sebenar cinta hanya ada SATU karena kehilangan ini ku mampu mendekat kepadaMu daun terjatuh di hadapanku belajar menerima belajar menerima semuanya  -Lagu-

Bermusimlah, Kau Pantas Kuperjuangkan!

saat keadaan hanyalah sebuah surat yang tertutup rapat tak terbaca tanpa balasan apa yang harus dirindukan? ketika langkah tak searah dengan tujuan apa yang harus di jelaskan? saat pintunya tertutup, dan kau tak punya kuncinya apa yang membuatmu memaksakan diri untuk masuk? Saat ternyata kau menyadari bahwa tak ada perahu lain yang tiba di dermagamu maka kenapa kau harus merelakan? maka kenapa kau harus mengikhlaskan? terlepas dari ketahuanmu tentang kekukuhan kapal itu terlepas dari kesanggupan kapal itu membawamu entah kemana inginmu Allah selalu mendengar doamu, duhai kamu

Jantung

Bertumpuk daun - daun waru dari duabelas bulan yang lalu Berlimpah ruah harapan-harapan baik Dan berbunga tanpa melayu Aku tuannya Aku empunya Aku yang menyimpannya Aku pula yang meneduhkannya dari terik yang kan melayukan Bertumpuk-tumpuk daun Melingkar menyerupa jantung Tapi ia masih mati Tapi ia belum bernyawa Dan aku selalu menunggu dia Ya, selalu menunggu dia Semoga dialah yang akan menghidupkannya

Untuk yang Selalu Rela, Merelakan

Awan tak meminta pelangi dari hujan Ia merasa cukup, bertahan dengan harapannya agar tetap putih Bertahan dengan impiannya agar tetap cerah Sayangnya, ia tetap luluh hati Ketika telinganya mendengar ribuan umat meminta aliran air dari dirinya Dia mendengar dan merapuhkan harapannya Namun, Kulihat dia tetap tersenyum dan bahagia Baik-baik saja Tak ada muram pun suram Ah, mungkin ia memendam dan menguburnya dalam-dalam Pada akhirnya kerelaan menjadikannya mendung  Awan yang menghitam Menutupi langit-langit bumi cinta Air matanya menetes deras Ia tak cukup keras mempertahankan harapannya Matanya berlinang dan terus tertutup matanya takut Takut melihat dirinya sendiri Jika aku bintang aku akan datang menyinarinya   Jika aku mentari, aku akan datang menghangatkannya Jika aku bulan, aku akan datang menenangkannya Pun jika aku berkumpul menjadi kami Kami akan berbisik dan membuka pintu hatinya: Bukalah matamu, lihat segala aliran air yang jatuh dari kerel...

Coba Nyatakan

Aku tak sanggup berkata lebih dari kemampuan yang akan kunyatakan. Atau aku hanya merasa tak rela jika kenyataan mengkhianati kata demi kata kata demi kata yang bermenit-menit lamanya tlah menjadi alinea "mimpi" atau hal yang tak realistis Aku tak sanggup pula menunggu segala kalimatmu hingga ke titiknya. Aku tak sanggup menjadi saksi omong kosongmu.

Awan di Atas Kota Solo

Tiada lagi yang perlu dipastikan dari awan di atas kota Solo Terkadang ada dan tiada Tiada lagi yang perlu dipastikan Dari hujan yang selalu ia jatuhkan Dia hanya akan membuat tanah di depanku basah Dia hanya akan memburamkan langit Seperti suatu hari lagi Atau mungkin detik ini Saat Tuhan benar-benar menganugerahkan aku keberanian, untuk melepas awan yang lama bertahan di langit kalbu Aku benar-benar akan melepasnya Dan sesegera mungkin menyadarkan diri apa yang tlah terjadi padaku Tak seharusnya kau bersemayam di ruang sana Ruang yang belum pasti siapa yang akan menempatinya nanti Seharusnya aku membangun pintu dan menguncinya rapat-rapat Membiarkannya kosong Dan merelakanmu menempati hati yang lain Membiarkan mata melihat hal yang lain Dan pikiranku tak sebatas berpikir bahwa aku mencintaimu Aku ikut menundukkan kepala atas apa tlah terjadi Aku tak akan menyerah untuk bertahan Suatu saat nanti jika Tuhan beri jawabnya Mungkin aku hanyalah tamu undangan Ata...

Untuk Mengerti, Kita Butuh Merasa

Semua orang mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi lika-liku hidupnya Ada yang memilih bungkam Ada pula yang terbuka Ada yang bercerita kepada teman Ada pula yang lebih tenang dan nyaman hatinya bercerita kepada Yang Maha Daya Ada yang bercerita melalui ceritanya, syairnya atau karya lainnya Ada pula yang mencampur beberapa cara Aku hanya berdoa untuk semua yang diamanahkan menjadi hamba Semoga Allah menuntun segala prosesnya Karena terkadang dengan saranku, aku tetap saja tak bisa ikut mengatasi *** Terkadang begitu banyak warna yang melilit di antena cinta hidup ini Hampir semua nuansa berwarna Dan aku percaya, Tuhan pasti punya tujuan yang baik Dan kita hambaNya dipercayakan untuk mengelola warna itu Hingga menjadi karya yang akan dipersembahkan di hari akhir *** Aku tak akan membuat hidupmu tertekan dengan melarangmu mengekspresikan diri di manapun Aku percaya itu proses yang sedang kau lalui dalam hidupmu Jika aku menyadarkan, belum tentu keadaanmu sedang ...

Aku hanyalah Aku yang Tau, Kamu adalah Amanah dari Tuhan untuk Membantuku Memperbaiki Diri

Saat ini ku tak tau sedang menginginkan apa Secara resmi aku bisa merasakan bahagia dengan baik Aku punya Allah yang memberikan aku hadiah Islam Aku punya banyak teman yang begitu baik denganku, meskipun ada juga yang sempat menjudge diriku adalah orang yang kurang bisa menjaga hubungan interpersonal Itu tak masalah bagiku Aku punya sahabat yang selalu pengertian padaku Aku punya keluarga yang begitu hangat Ibu yang "Ibu banget" Ibu yang penuh perhatian, pengertian Ibu yang tangguh dan kuat! Juga Bapak yang menginspirasi Dan aku tak kan ceritakan tentang keduanya pada mereka Karena aku tau, semua Ibu hebat dengan kehebatannya masing-masing, juga dengan Bapak. Aku dengan keakuanku di setiap menulis, takkan pernah mengatakan kepada mereka bahwa Ibu dan Bapakku adalah yang terhebat aku hanya akan bilang "Ibu adalah ibu yang terhebat, Bapak adalah bapak yang terhebat" kepada Ibu dan Bapakku. Karena yang "terhebat" ada di diri kita masing-masing...

Jalaran Saka Kulina

Seperti sebuah bunga yang kan mekar di tempatnya di tanah yang subur di tangan pemiliknya yang tepat Seperti bunga yang karena dia terbiasa bersama dinginnya pegunungan Maka dia tak bisa bertahan lama di suasana kota yang begitu panas Seperti kata "biasanya" Biasanya dia di sana" Biasanya dia bersamanya Biasanya dia lebih menyukai Biasanya di waktu senggang lebih suka ... Biasanya Kata keterangan yang secara implisit mengartikan kedekatan Maka ku rela jika bunga-bunga itu terbiasa di tempat kalian biasanya menyiraminya.