Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Aku Huhuhuhu, Kalian Hahahaha

Jadi ceritanya adalah tentang kaka.en. Belakangan ini sedang sibuk-sibuknya mengurus pendaftaran dan mengumpulkan berkas seperti surat keterangan sehat, slip bukti bayar, surat pernyataan, dan lain-lain. Ada beberapa teman yang membuatku khawatir. Sungguh, sampai kepikiran terus. Tiap hari aku personal chat, "Gimanaaaaa?" "Udah daftaaar belum?" Sebut saja mereka si A dan si B. Dua-duanya sibuk sekali mengemban amanah di badan eksekutif mahasiswa fakultas. Kesibukan mereka membuatku khawatir menjadi tidak sempat mendaftar online. Tiap hari aku hampir ngecek siapa aja yang udah daftar KKN Buding Belitung Timur periode Januari-Februari 2017. Tapi nama mereka selalu tidak ada. Aku curiga, mereka berencana keluar :((((.  "Aaaaa, gimanaaaaaa?" (cuman diread) Hingga akhirnya berhembus kabar kalau pendaftaran online KKN ditutup sementara mereka belum daftar. Huhuhu.Terkadang aku sebel kalau ngechat orang cuman diread. Tapi keesokan harinya, si A ngech...

Tok tok tok

"Hffff..." Pagi datang lagi. Emang kenapa kalau pagi datang lagi? Yups, beberapa bulan ini aku sedang ingin bersembunyi dari pagi dan ingin bertahan bersama malam. Meskipun pagi tidak akan mencariku, namun bersembunyi cukup menenangkan, meski pada akhirnya aku akan tetap melihatnya dengan pikiran yang teramat berat. Alarmku bukan lagi bersumber dari dering hanphone, tapi dari berbagai pertanyaan tentang beberapa job yang sedang diemban. Beraaaat. Iya, berat sekali. Kadang membuat sesuatu yang hadirnya bermaksud membahagiakan menjadi bertolak belakang. Kehilangan selera kebahagiaan. Kebahagiaan yang biasanya sederhana, menjadi seolah bersyarat.  Pagi datang lagi. Huwaaaa~ siapkah?  Ah lebay sih. Emang apa keistimewaan malam yang membuatmu ingin bertahan? Banyak harta karun di sana. Karena malam sepi, karena malam punya temaram, yang menerima kesendirianmu, yang tidak protes pabila kudiam sedari tadi , dan tidak pernah menyuruhku mengerjakan yang lain.  Pagi da...

Duhai, tahukah kamu?

Bahwa sebagian besar wanita itu pencemburu. Tidak penting nantinya 'kamu' dengan siapa. Yang terpenting adalah aku menyemogakan dirimu agar suatu saat nanti jika telah ada yang mendampingi, kau mengerti bagaimana cara menjaga hatinya. Duhai, pahamkah dirimu? Betapa tegarnya seorang wanita yang tersenyum Saat seorang yang dicintainya bercengkrama dengan 'teman'nya Saat seorang yang dicintainya menceritakan seorang perempuan selain ibunya Duhai, mau mengertikah kamu? Betapa teguhnya perasaan wanita Saat ia memahami, dirinya tak diperjuangkan Namun masih berusaha untuk menjaga hati Adamnya

Kamu(ku)

Saat senja berpaling dariku Matahari tak mampu mengeringkan peluh yang basah Hujan menjadi tempat berteduh saat sunyi Keramaian tak mampu mengingatkanku tentang rasa tentram Mata manusia terpejam Dan aku tersungkur bisu Buram mengapung di batas wajah pada akhirnya hal yang paling kuyakini adalah pertolonganMu
"Apa kabar?" "Sehat?" "Yuk aku temenin makan!" "Kamu di mana?" "Jangan lupa Baca Al-Qur'an, buat capeknya hilang. Semangat!" Bagaimana perasaanmu saat segala situasi menuntutmu bekerja full time n team, tetiba ada seorang teman yang menulis beberapa pernyataan dan pertanyaan di atas secara personal? Tentu saja jika jawaban versiku adalah Aku akan tersenyum, karena seolah ada beban yang terhapus dengan sendirinya seiring hadirnya pertanyaan dan pernyataan itu. Ternyata ada yang masih memedulikan diriku saat aku bahkan tidak sedang peduli dengan diri sendiri. Ternyata Tuhan memberi kekuatan, saat berbagai kondisi sedang aktif menggunakan kata kerja minta. Ternyata bahkan seseorang yang tak disangka-sangka memberi dukungan yang baik. Aku merasa ada yang pantas kuperjuangkan, yang prosesnya harus sanggupku jalani dengan baik, agar hasilnya membukti bahwa dukungan mereka tidak sia-sia serta sangat berarti. Itu jauh lebih ba...

Dia yang Kamu Sebut Namanya

Seolah Tuhan memperlihatkan kepadaku sebuah jawaban Pada setiap detail pertanyaanku yang tak pernah tertuju Yang kurangkup pada perahu cinta setiap panggilanNya Siapa gerangan? Seolah Tuhan memperlihatkan kepadaku sebuah jawaban Dari setiap hati yang kujaga, dari setiap jauh yang kulipat Dari setiap jatuh yang kubangun Dari setiap tatapan yang kuingkari Dari setiap waktu yang kubebaskan Dengan segala penghapus harap Dengan segala pengendali rasa Dengan segala khilaf yang terangkum maaf Kau jauh lebih mencintainya, bukan? Nama yang kau sebut itu