Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Bahagia (itu) Memaknai

Pagi ini Kurasa tak ada setetes embun yang kan menyejukkan Kuyakin tak ada setetes embun yang menyegarkan Dan kulihat tak ada setetes embun bening mengalir Pagi ini Tak sempat lagi kumemikirkan hal yang kusukai Semuanya tampak memaksa diri untuk bergerak bergerak dan bergerak Tapi aku yakin, ini hal terbaik yang dibekalkan untuk diriku di masa depan Aku yakin ini yang terbaik Jadi, dari pada menanti kesejukan setetes embun, Menunggu kesegarannya, beningnya Ku lebih memilih menggantikannya Menjelma tentangnya Tentang rasanya, pikirnya dan pola alirannya Walau hanya untuk sementara -Kos Kepatihan Putri-

Mbak Jauh

  Mbak Jauh Entah, panggilan ini sangat berkesan bagiku Waktu itu di teater arena Ada seorang lelaki supel mengajakku salaman Lantas kubalas dengan salamanseperti di gambar degan jarak yang lumayan jauh, 1,5 meter "Iya, iya, paham." balas orang itu Alhamdulillah, tidak menyakiti hatinya Seharusnya memang tidak, karena jika dia mampu menangkap, itu caraku menghargainya sebagai laki-laki Mbak Jauh Entah, panggilan itu membuatku merasa dihargai Suatu hari aku bertemu dengan lelaki supel itu lagi "Eh, Mbak Jauh.." katanya sambil menguncupkan tangan seperti aku biasa bersalaman Aku pun membalasnya dengan menguncupkan tangan kepadanya tanpa bersentuhan Lalu, ada teman yang nyeletuk, "Hah? Mbak Jauh?" "Iya, karena dia kalau salaman kaya begini!" jawabnya sambil mempraktikan. Mbak Jauh Terimakasih sudah memahami caraku Terimakasih untuk tidak sakit hati, atau merasa tidak dihargai Laki-laki itu adalah perokok, Dia suka minum a...

[Cinta Positif Part 3] Mencintai Kehilangan - Anandito Dwis

Aku Ingin MencintaiMu EdCoustic ~lirik~

Jauh

HIMAPSI HIMAPSI HIMAPSI Selamat berlayar melanjutkan perjalananmu di kapal yang baru Aku sayang Sayang Sayang Entah harus berapa kali nyebutnya Aku cinta Cinta Cinta Entah harus bagaimana ku membuktikannya Tapi entah Ada rasa kecewa yang amat sangat di dalam dadaku Ada rasa sakit sesakit-sakitnya di dalam hatiku Dan itu cukup aku yang tau Cukup aku yang menanggung

Surat Cintaku

Hai, HIMAPSI Lama tak menyempatkan waktu untukmu Saat ini aku sedang ada di ruanganmu, sendirian Benar-benar sendirian Di luar sana ada banyak pengurus dan anggotamu Namun mereka lebih memilih lobi, kelas dan lantai merah sebagai perhentiannya Mungkin lebih nyaman Aku juga selalu begitu, jangan sedih ya, himapsi Beberapa bulan belakangan ini ruanganmu berantakan sekali Tata ruangmu yang awalnya rapi lambat laun pudar Buku di mana-mana Makanan di mana-mana Gelas-gelas bekas hampir ada di setiap sudut ruanganmu Sirkulasi udara di dalam juga semakin pengap Mungkin karena di periode ini pintumu lebih sering ditutup Himapsi, Aku sedang berada tepat di depan kaca Kaca yang dari dulu ketika awal mengenalmu sudah melekat di dinding timur warna biru itu Aku menangis, himapsiku Aku tak bisa membayangkan hidup tanpa membersamaimu lagi Aku pandang sugar box yang memang telah berubah desainnya Aku pandangi lamat-lamat Ada namaku di sana HIMAPSI, Aku mencoba untuk m...