Langsung ke konten utama

di Teras Hati, sore ini

 Hai, apa kabar kamu yang sekarang?

Sudahkah lebih nyaman dengan diri dan sekelilingmu?

Bagaimana dengan ekspektasi-ekspektasi itu, apakah terkelola dengan baik?

Berapa kali kamu tersenyum karena betul-betul bahagia menikmati hidup ini?

Sudah berapa kali kamu berpikir bahwa kamu berharga dan patut diperjuangkan?


Aku tidak percaya sampai saat ini, bisa tumbuh dan bertahan di raganya orang sepertimu. 

Orang yang selalu merasa tidak cukup dengan dirinya. 

Orang yang selalu mengupayakan yang terbaik untuk orang lain, namun belum pernah sekalipun merasakan diupayakan bahagianya oleh orang lain. Iya, aku tau ini bukan tugas orang lain membahagiakan dia, tapi dia begitu butuh itu. 

Orang yang selalu menusuk-nusuk dirinya dengan berbagai penilaian negatif.

Orang yang sebenarnya sangat ramah, baik hati, lembut, setia kawan, jujur, namun tak pernah lihai mendedikasikan setiap pilihan hidup untuk dirinya. 


Bahkan masih tidak percaya, karena setiap aku tanya keinginannya apa, ia selalu bingung menjawabnya.

Ia ingin banyak hal. Namun tidak yakin seingin itu. 


Ayo, kita duduk bersama. 

Kita selami bersama-sama diri ini.

Aku telah sekian lama menunggumu. Sosok otentik dirimu. Sosok yang menyukai keramaian, keceriaan, keromantisan, kehangatan, kebebasan, dan lain sebagainya.

Sosok yang suka menyanyi, berpiano, main gitar. Tapi tidak memberikan kesempatan kepada diri untuk berkelana dengan hal yang disukainya.

Sosok yang senang menyayangi dan disayangi teman-teman.


Ayo, kita duduk bersama.

Kita temukan apa maumu.

Kita kembangkan menjadi keahlian yang bermanfaat.


Mulai sekarang. Coba untuk menjadi manusia yang tidak berperasaan. Tidak perlu merasa bersalah kepada siapapun yang bahkan tidak peduli dengan perasaanmu. Tolong. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Menit Terakhir

Malam ini bintang gemintang tlah luluh di tangan ribuan manusia. Di antaranya berjajar rapi di lapak para pedagang. "Mari, mbak, dibeli kembang apinya sebelum kehabisan." Jika kutawarkan pada pagi, akankah ia membelinya? agar terwujud mimpi melihat bintang di kala terbit matahari. "Tidak, Bang, terimakasih. Coba tawarkan pada pagi!" Jawabku tanpa sadar membuat pedagang itu bingung. Tak ada yang perlu dikembangkan di langit sana malam ini. Angkasa justru lebih anggun dengan bintang yang hanya berkedip barang sekali saja. "Serius, Gin, ndak mau beli kembang api satu saja? Biar kosanmu ramai di menit terakhir 2015 nanti." Sikut Putra. "Yaela Put, itu emang bakal bikin rame. Tapi rame di mata doang. Di hati mah sepi." jawabku lirih, berharap ia menangkap maksudku. Buat apa meramaikan angkasa dengan api-api itu? Sementara dirimu sendiri belum yakin bahwa esuk hatimu akan seramai itu. "Astagfirullah. Gina, kamu ngode aku?" b...