Langsung ke konten utama

Teruntuk dan Dari Diri Sendiri

Resah di Ujung Malam - Kompasiana.com


Kuhanya ingin duduk, diam membisu.
Membiarkan pikiranku mencari jawab atas sesuatu.
Ah, tak harus menemukan jawabannya, hanya kuizinkan saja saat ini untuk keluar
Tanpa kutahan "Gaboleh mikir kayak gitu!"

Kuingin duduk.
Mengakui keresahanku.
Atas tanyaku selama ini, yang selalu kucari
Yang lebih berani kuutarakan di depan cermin

Maafku kepada diri.
Karena telah melarangmu melakukan banyak hal.
Saat kamu ingin bernyanyi leluasa, kubilang jangan.
Saat kamu ingin bersedih, kubilang kamu harus kuat dan tanpa sadar kamu menahan banyak gundah
Tanpa ku tuntun mengurainya satu per satu.
Aku bahkan tak mengizinkanmu tuk leluasa berkomunikasi dengan orang yang sangat kau cintai, dulu
Aku selalu meminta dirimu untuk jadi yang sempurna dan ideal
Bahkan sampai dirimu yakin telah menemukan orang yang kau cari, kutetap menahanmu tuk tidak berinteraksi
Hingga akhirnya kamu menerima kenyataan bahwa dia benar-benar pergi
Tidak ada dia lagi di hidupmu, kini,

Maafku kepada diri,
Yang selalu memadamkan dirimu tuk mencoba sesuatu
Kupikir itu terbaik,
Aku merasa yang kulakukan itu sudah terbaik
Menahanmu untuk berekspresi
Membiarkanmu diam di setiap situasi
Padahal aku tau kamu bisa lebih dari ini
Kadang aku merasa bersalah menahan ambisimu untuk melanglang mengikuti inginmu
Aku tak sadar telah membentukmu jadi perempuan yang begitu pemalu,
Mengikis keberanianmu untuk mencoba hal baru
Memupuk ketakutan

Maaf karena aku membuatmu sempat kehilangan diri sendiri
Bahkan hingga bertahun
Hingga kusendiri turut merasakan beratnya usaha memperbaiki

Dulu kusering melihatmu murung,
Mengeluhkan setiap situasi dengan orang-orang yang tak pernah mengertimu
Bahkan aku yang jadi bagian dirimu tak luput dari itu

Entah apa yang pada akhirnya membuatmu bangkit
Yang jelas selama ini kutahui kamu begitu lihai mencintai orang lain
Namun kurang dalam mencintai dirimu sendiri

Hingga akhirnya Tuhan membawa langkahmu menuju ke tempat-tempat baik
Bertemu orang baik

Meski kini,
Aku masih merasa bersalah
Membuatmu sulit untuk mengakui kelebihanmu
Membuatmu selalu mudah merasa kurang, bahkan layak tuk ditinggalkan
Selangkah demi selangkah aku yakin padamu kamu pasti mampu
Coba berkata itu berulang kali,
Aku yakin tak hanya ibumu yang mampu buat kamu bangkit
Dirimu sendiri pun bisa
Energimu besar

Terimakasih, untuk dirimu yang tak pernah benar-benar berhenti mendekat pada hal baik
baik dan jujur
jujur dan benar
benar dan bermanfaat
Aku ingin menjadi yang selalu menerimamu
Mengakui bahwa kekuranganmu tak harus jadi hal yang diubah
Biar jadi sesuatu yang kumengerti saja

Terimakasih, kali ini dan seterusnya.
Ini pertama kali kuucapkan kepadamu.
Setelah beberapa kali aku yakin yang mengubahmu adalah orang disekitarmu,
Padahal dirimu sendiri juga turut andil.

Sampai nanti kamu jadi utuh dengan diri
Dekat dengan diri
Semoga kamu tidak meninggalkan dirimu sendiri
Dan jangan pernah menitipkan bahagiamu kepada siapapun

Ku harap di suatu hari kamu bisa membawa bahagiamu sendiri
Agar leluasa jika ingin membagikannya ke orang lain
Mengizinkan orang lain merasakan bahagiamu
Meski tak seberapa
Meski sederhana

Semoga kamu menerima maaf dan terimakasih dariku.
Teruntuk dan dari dirimu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Menit Terakhir

Malam ini bintang gemintang tlah luluh di tangan ribuan manusia. Di antaranya berjajar rapi di lapak para pedagang. "Mari, mbak, dibeli kembang apinya sebelum kehabisan." Jika kutawarkan pada pagi, akankah ia membelinya? agar terwujud mimpi melihat bintang di kala terbit matahari. "Tidak, Bang, terimakasih. Coba tawarkan pada pagi!" Jawabku tanpa sadar membuat pedagang itu bingung. Tak ada yang perlu dikembangkan di langit sana malam ini. Angkasa justru lebih anggun dengan bintang yang hanya berkedip barang sekali saja. "Serius, Gin, ndak mau beli kembang api satu saja? Biar kosanmu ramai di menit terakhir 2015 nanti." Sikut Putra. "Yaela Put, itu emang bakal bikin rame. Tapi rame di mata doang. Di hati mah sepi." jawabku lirih, berharap ia menangkap maksudku. Buat apa meramaikan angkasa dengan api-api itu? Sementara dirimu sendiri belum yakin bahwa esuk hatimu akan seramai itu. "Astagfirullah. Gina, kamu ngode aku?" b...