Langsung ke konten utama

Aku Huhuhuhu, Kalian Hahahaha

Jadi ceritanya adalah tentang kaka.en. Belakangan ini sedang sibuk-sibuknya mengurus pendaftaran dan mengumpulkan berkas seperti surat keterangan sehat, slip bukti bayar, surat pernyataan, dan lain-lain. Ada beberapa teman yang membuatku khawatir. Sungguh, sampai kepikiran terus. Tiap hari aku personal chat,
"Gimanaaaaa?"
"Udah daftaaar belum?"
Sebut saja mereka si A dan si B. Dua-duanya sibuk sekali mengemban amanah di badan eksekutif mahasiswa fakultas. Kesibukan mereka membuatku khawatir menjadi tidak sempat mendaftar online. Tiap hari aku hampir ngecek siapa aja yang udah daftar KKN Buding Belitung Timur periode Januari-Februari 2017. Tapi nama mereka selalu tidak ada. Aku curiga, mereka berencana keluar :((((. 
"Aaaaa, gimanaaaaaa?" (cuman diread)
Hingga akhirnya berhembus kabar kalau pendaftaran online KKN ditutup sementara mereka belum daftar. Huhuhu.Terkadang aku sebel kalau ngechat orang cuman diread.
Tapi keesokan harinya, si A ngechat. Dia bilang kalau udah nggak bisa mengurus, dan harus masuk kaka.en reguler, dikarenakan kkn reguler kosong. Dengan cemas, kecewa, sedih dan bodohnya aku percaya :D Sekarang bisa ketawa, tadi sedih banget. Di meja makan, teman-teman sedang cerita asik, ketawa-ketawa, aku seserius itu mantengin HP, dan tanpa sadar mengeluarkan air mata, masih nggak percaya.

Lebay, ya? Emang iya. Karena mereka penguatku :'' Sudah beberapa kali pengin keluar, tapi pemikiran mereka dan segala bentuk tindakan mereka cukup membuatku tenang dan yakin bisa melalui hari-hari di pengabdian nanti.  Si A dan si B adalah teman yang membersamai dari awal terbentuknya KKN ini :')), formatur. Saat semua tidak sejalan denganku, mereka sejalan dan open minded banget :') Nggak rela kalau mereka keluaaaaar.

Aku hampir cerita ini ke temenku yang juga sekelompok, saking sedihnya. 
" :"(((((( " Aku cuma ngirim emoticon itu berulang kali ke si A. 
"Harusnya kemarin aku aja yang daftarin."
"Yaaaah, kalau nggak ada kalian yang ngingetin temen-temen cowok buat shalat siapa? :"(((((( "
"Nanti yang ngehandel program ini siapa?"

Sedih lebay deh :')))

Eh, ternyata mereka cuman ngerjain. Parah --"



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Menit Terakhir

Malam ini bintang gemintang tlah luluh di tangan ribuan manusia. Di antaranya berjajar rapi di lapak para pedagang. "Mari, mbak, dibeli kembang apinya sebelum kehabisan." Jika kutawarkan pada pagi, akankah ia membelinya? agar terwujud mimpi melihat bintang di kala terbit matahari. "Tidak, Bang, terimakasih. Coba tawarkan pada pagi!" Jawabku tanpa sadar membuat pedagang itu bingung. Tak ada yang perlu dikembangkan di langit sana malam ini. Angkasa justru lebih anggun dengan bintang yang hanya berkedip barang sekali saja. "Serius, Gin, ndak mau beli kembang api satu saja? Biar kosanmu ramai di menit terakhir 2015 nanti." Sikut Putra. "Yaela Put, itu emang bakal bikin rame. Tapi rame di mata doang. Di hati mah sepi." jawabku lirih, berharap ia menangkap maksudku. Buat apa meramaikan angkasa dengan api-api itu? Sementara dirimu sendiri belum yakin bahwa esuk hatimu akan seramai itu. "Astagfirullah. Gina, kamu ngode aku?" b...