Langsung ke konten utama

LPJ Cinta

Di jalan cinta para pejuang kita belajar bertanggungjawab atas setiap perasaan kita.
Untuk dirimu yang sedang mendambakan, ketahuilah bahwa kita dicintai atau tidak bukan suatu hal yang bisa kita paksakan. Dunia di luar sana punya perasaannya sendiri, yang kadang secara aneh memutuskan siapa yang layak dan tak layak dicintai. 

Di jalan cinta para pejuang kita belajar bertanggungjawab atas setiap perasaan kita.
Untuk dirimu yang sempat berkata dalam lisannya, "Aku sudah tak mencintainya lagi!"
Justru karena kau tak mencintainya lagi, maka cintailah dia. Karena cinta adalah kata kerja. Kerjakan cinta yang ku maksudkan agar kau menemukan cinta yang kau maksudkan.

Di jalan cinta para pejuang kita belajar bertanggungjawab atas setiap perasaan kita.
Biarlah perasaan hati menjadi makmum bagi kerja-kerja cinta yang dilakukan oleh amal shalih kita.

-Mengutip dari buku "Jalan Cinta Para Pejuang" karya Salim.A.Fillah.

Sesungguhnya, ketika kamu sedang jatuh cinta. Justru bukan kepada siapa dia, bukan bagaimana dia, bukan pula berpikir apakah dia juga mencintaimu. Namun, lebih kepada seberapa tangguh kau menghadapi geloranya. Seberapa sabar kau menunggu waktu indah itu benar-benar menjadi milikmu. Seberapa tabah kau menerima ketentuan-ketentuanNya tentang cintamu. Dan seberapa mampu kau percaya pada-Nya, tentang jawaban yang pasti akan datang padamu, tentang kapan Ia akan menunjukkan dan membukakan pintuNya untukmu bertemu dengan diamu atau menjauhkanmu dengan diamu dengan cara terindahnya.

Kau. Bolehlah jatuh cinta. Dan kuharap saat kau mulai merasakannya, kau mampu bertanggung jawab atas perasaanmu sendiri. Karena pasti akan ada rasa. Berbagai macam rasa.

Sekian.
Sesungguhnya, ini teruntuk diri sendiri yang sedang menikmati fitrah manusia. Mengumpulkan kekuatan untuk mengiringi kerapuhan diri yang semakin menjulang. 
Selamat menikmati indahnya cinta tanpa meras galau :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Pohon, Kebun Teh dan Basket

Sejak kapan kamu mengenal rumah pohon, kebun teh dan basket? Sejak ada film yang berjudul My Heart. Rachel, Farel dan Luna menjadi pemain utamanya. Yuki Kato memerankan Rachel dan Irshadi Bagas memerankan Farel. Jujur dulu aku tak begitu suka tokoh Luna, jadi nama pemerannya pun tidak ingat sampai sekarang, kecuali pemeran versi dewasa yaitu Acha.  Banyak hal yang kutiru di sana. OMG betapa besar efek film My Heart bagi diriku waktu itu. Kebetulan waktu kecil aku memang tomboy sekali. Hal itu membuat teman SD sering memadankan aku dengan tokoh Rachel. Aku mulai berimajinasi bahwa kota Bogor serindang yang diilustrasikan di dalam film. Persahabatan seindah yang diperankan. Bermain di kebun teh seasik di lakon film. Basket pun. Saat itu aku bermimpi bisa main ke Bogor mengunjungi danau dengan dua perahu yang dinaiki Rachel dan Farel, naik ke rumah pohon mereka trus main ke kebun teh yang dingin dan sejuk. Dulu entah mengapa pengin banget tinggal di Bogor. Iya, bermula dari...

Review Film Al-Ghazali Kimia Kebahagiaan

Data / Identitas Film : Judul Film                               : Al-Ghazzali Kimia Kebahagiaan Oleh                                        : Ovidio Salazar Pemeran             : Ghorban Nadjafi sebagai Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali Dariush Arjmand sebagai Nizam al-Mulk Robert Powell sebagai Pengisi Suara Al-Ghazali Mitra Hajjar sebagai istri Ghazali Abdol Reza Kermani sebagai Ahmad Ghazali Muhammad Poorsattar sebaga Sufi Guardian Ali Mayani sebaga Magician “Kita datang ke dunia ini lalu meninggalkannya, sejauh itu sudah pasti kurasa.   Jalan tempat kit...

Menit Terakhir

Malam ini bintang gemintang tlah luluh di tangan ribuan manusia. Di antaranya berjajar rapi di lapak para pedagang. "Mari, mbak, dibeli kembang apinya sebelum kehabisan." Jika kutawarkan pada pagi, akankah ia membelinya? agar terwujud mimpi melihat bintang di kala terbit matahari. "Tidak, Bang, terimakasih. Coba tawarkan pada pagi!" Jawabku tanpa sadar membuat pedagang itu bingung. Tak ada yang perlu dikembangkan di langit sana malam ini. Angkasa justru lebih anggun dengan bintang yang hanya berkedip barang sekali saja. "Serius, Gin, ndak mau beli kembang api satu saja? Biar kosanmu ramai di menit terakhir 2015 nanti." Sikut Putra. "Yaela Put, itu emang bakal bikin rame. Tapi rame di mata doang. Di hati mah sepi." jawabku lirih, berharap ia menangkap maksudku. Buat apa meramaikan angkasa dengan api-api itu? Sementara dirimu sendiri belum yakin bahwa esuk hatimu akan seramai itu. "Astagfirullah. Gina, kamu ngode aku?" b...