Anggap saja ini fiksi, Oke? Kau sempurna tersulam rapi di bagian bermakna hatiku . Namun tak kan pernah kau pahami. Rasanya aku membenci cinta karena hadirnya membuatku sangat menikmati begitu nyamannya ketika kau hadir. Betapa kesulitan berlalu begitu saja tanpa kusadari. Meski kau tak sadari itu. Kau yang berbulan-bulan kupertahankan , kupikir tak kan pernah sesekali berniat memahami bahasa kalbuku. Sayangnya memang begitu. Kau peduli dengan semua orang, hingga tak pernah menyadari ada yang salah mengartikan kepedulianmu itu. Kau seseorang yang kukenal baik. Semua yang mengenalmu selalu berkata kepadaku bahwa “kamu seseorang yang sangat baik”. Dan aku selalu tersenyum ketika mendengarnya, bersyukur karna telah mengenal dirimu. Kesalahanku dalam mengartikan kehadiranmu , membuatku hingga saat ini merasakan hal ini. Dan hal ini membuat benteng, aku merasa tidak bebas karena hadirnya. Berbicara denganmu pun aku merasa takut jika ada yang tak berkenan di hatimu,...
Buang lelahmu, simpan senyummu, mari bersajak,kristalkan ia dalam raga, jangan biarkan mengabu.