Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Sepucuk Surat

Kau mungkin akan menulis isi yang berbeda dengan sepucuk surat satu tahun lalu. Iya, kau bukan kamu setahun yang lalu. Perasaan-perasaan yang kau jiwai dalam putik syair, kurasa tak berdaya lagi sekarang Tak apa, Allah tlah tentukan kenyataan terbaik.. Selalulah menempuh penerimaan terbaik :))) Selamat menempuh ibadah selanjutnya..

Sunyi

Baru saja sesseorang pergi menghindar dari sunyi Hampir saja ia terperangkap sepi Kakinya berlari, menepi di palung riuh Parasnya melukis keramaian, Bagaimana aku percaya? Jika kepergian adalah kesunyian itu sendiri

Kamu

Siapa yang tak mengenalmu yang lincah menyulam interaksi di tubuh bumi yang setiap harinya dikata-katai olehku yang sering kali menjadi keluh bergemuruh  Setiap kebahagiaan sanggup dihadirkan, pun mampu disirnakannya Setiap apa yang didiskusikan olehku bahkan mampu mencipta kehadiranmu Setiap apa yang kusesali tak luput darimu Kerugian Kesalahan Keterpojokan Kekurangan Segala yang tampak buruk Terkadang adalah kamu dimataku Namun, di depan cermin bening ini, kamu adalah aku

Harapan

Baginya aku adalah sayap Kepakanku yang akan membawanya berlabuh ke dermaga impian Semakin bertahan, semakin kuat Kuat menahan kelu, sebab sedari tadi tak sampai di tempat yang dituju Atau bahkan melemah, turun kemudian mendapat tempat yang alakadarnya Malam ini, aku menyadari, bahwa aku adalah sayap bagi harapan-harapanku sendiri Aku adalah sayap bagi perasaanku Aku adalah sayap bagi cinta yang kuberi Permadani yang kududuki, surga yang kusinggahi, bahkan segala muara cinta Illahi yang berhasil kutemui Suatu saat nanti kan bermusim pada sebuah jawaban Kamu adalah apa yang kuusahakan

Nak, kapan pulang ke rumah?

Bagi kedua bola mata ini, cinta paling besar yang kuterima dari Allah Ta'ala adalah lahir dalam keadaan Islam dan memiliki seorang Ibu sebaik ibuku. Dari rahimnya perlahan aku melewati tahap demi tahap kehidupan. Diberinya kehangatan saat nafasku terengah lelah. Tetap seperti itu, tidak berubah hingga sekarang. Iya, masa sekarang, di mana aku hampir melalui tahap memantaskan diri menjadi seorang Ibu. Kukatakan hampir karena saat ini, memantaskan diri sebagai pribadi yang baik di mata Tuhan dan dapat memanusiakan manusia saja belum lolos-lolos. Fase kehidupan semakin butuh banyak wawasan untuk memecahkan segala persoalan. Secara tidak langsung dunia meminta penghuninya siap beradaptasi dengan segala macam era. Tak apa tak perlu takut. Zaman sekarang banyak wadah dan tempat untuk berkreasi. Banyak sekali tempat untuk setidaknya mencicil kesiapan diri di detik yang akan datang. Bagi mahasiswa barangkali bisa ikut serta di sebuah organisasi yang diminati atau semacamnya. Membekali per...